Minggu, 01 Juli 2012

Buta

Seorang lelaki tua berjalan tertatih-tatih. Tongkat panjang warna putih yang dipegangnya terus-menerus diketuk-ketukkannya. Tongkat itu seakan menjadi penanda bagi dirinya untuk mulai melangkah. Suara yang ditimbulkannya menjadi batas yang harus dilalui dengan sangat hati-hati karena lelaki tua itu buta. Aku tertegun. Pandanganku seakan tak mau lepas pada sosoknya. Aku kagum, meski buta, ia terus berusaha melangkahkan kaki. Meski tak bisa melihat apa-apa, ia tidak mau menyerah dengan keadaan. Ia buta tapi tetap mampu menjadikan dirinya bisa “melihat”. Bagaimana dengan aku? Meskipun dikaruniai mata yang sempurna, yang bisa melihat segala keindahan di sekitarku, aku malah seringkali membutakan diri. Contoh paling sederhana: aku masih suka melanggar peraturan lalu lintas. Merah yang seharusnya berhenti malah aku labrak dengan seenaknya tanpa perasaan malu. Aku pun tidak peduli dengan kebersihan di lingkunganku. Ada tempat sampah, eh… aku malah suka membuang sampah di sembarang tempat. Terhadap sesamaku yang kecil, lemah, miskin, dan tersingkir, aku juga pura-pura tidak melihat. Aku sering abai dengan mereka. Aku justru menghindar karena tidak ingin direcoki persoalan tentang mereka. Kalau toh peduli, kerapkali hanya formalitas belaka dan berhenti pada kata-kata indah yang tidak pernah menjadi kenyataan. Aku juga belum mampu melihat kebaikan sesamaku. Buktinya, aku masih suka menyalahkan mereka tanpa alasan jelas. Aku sering menganggap bahwa diriku adalah orang paling baik dan paling sempurna yang harus dituruti segala ucapannya. Aku sering lupa bahwa tidak ada manusia yang sempurna di bumi ini. Tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa manusia lain. Aku bisa melihat tapi apa gunanya kalau hal itu tidak aku gunakan dengan baik? Bukankah itu sama artinya aku tidak bersyukur kepada Tuhan? Bukankah itu sama saja dengan menyia-nyiakan karunia-Nya? Terima kasih, Pak. Keberadaanmu telah membuka mata hatiku.

4 komentar:

blogging mengatakan...

perumpamaan ya mas... atau nyata. tapi baik kedua-duanya sama saja. tetap memberi contoh yang sangat baik.

pulsa mengatakan...

wah bagus banget ceritanya mas. sangat mendidik. thx

-Gek- mengatakan...

Yang sempurna cuma Gusti Allah, Mas.. :)
Halo, I'm Back! Mampir ya..

Seiri Hanako mengatakan...

buta mata bisa
tapi jangan buta hati yaa