Senin, 17 Mei 2010

Seorang Malaikat

Aku menyebutnya demikian. Ia adalah perempuan yang sudah lama aku kenal. Perawakannya ramping, berwajah cantik, dan anggun. Dan semakin lama aku mengenal dan bergaul dengannya, aku semakin yakin bahwa dia adalah seorang malaikat. Malaikat berwajah lembut dan keibuan. Malaikat yang hatinya baik dan dipenuhi kasih sayang. Malaikat yang selalu menyebarkan kebaikan yang tulus tanpa dibuat-dibuat dan tidak pernah mengharapkan balasan.

Hari ini, malaikat itu mengirimkan sesuatu padaku melalui SMS. Untaian kalimat-kalimat indah penuh makna.

Saat aku putus asa, aku memilih tetap maju
Saat aku tak paham maksud Tuhan, aku memilih percaya
Saat aku tertekan oleh kekecewaan, aku memilih bersyukur
Saat aku bingung menghadapi hidup, aku memilih berserah
Saat aku merasa benar tapi disalahkan, aku memilih diam
Saat aku dikhianati, aku tetap mengasihi
Saat aku ingin menghakimi orang lain,
aku memilih mengampuni


Ah… ia memang benar-benar seorang malaikat. Dan aku sangat bersyukur dapat mengenal dan bergaul dekat dengannya. Semoga malaikat seperti dia akan ada lebih banyak lagi sehingga dunia ini semakin indah dan menjadi tempat yang membahagiakan bagi banyak orang.

Minggu, 09 Mei 2010

Langit Tak Lagi Biru

Kawan, lihatlah…langit tak lagi biru
gerombol awan hitam telah lama menutupinya
hingga bumi kita terus menangis darah
kekerasan terus saja meraja
manusia saling tikam dan tak lagi indahkan sesama
aku, egoku dan bukan kamu
untuk apa memikirkan orang lain
ketika diri sendiri sedang dimabuk harta dan tahta
cinta kasih sekedar lipstick
membantu yang lemah hanyalah seremoni
yang salah menjadi benar
sementara kebenaran terus direkayasa

Kawan, lihatlah… langit memang tak lagi biru
namun, apakah kita harus terus meratap?
tidak…
biarlah Tuhan yang akan memberi ganjaran
sementara kita hanya bisa mengusahakan kebaikan
sambil terus berusaha agar hitam tak ikut melumuri kita

Sabtu, 08 Mei 2010

Mengatakan dan Melakukan

Mengatakan dan melakukan adalah dua hal yang sangat berbeda
mengatakan itu mudah dan bisa dilakukan semua orang
tetapi melakukan adalah hal yang begitu sulit
dan tidak semua orang mau dan mampu melakukannya

Mengatakan, hingga mulut berbusa
hanya akan sia-sia dan menjadi sebuah kebohongan
jika tidak pernah diikuti dengan perbuatan
Melakukannya…

Mengatakan kemudian melakukannya
Melakukan (kebaikan) dan tidak mengatakannya
untuk tujuan tertentu..
adalah keutamaan yang harus terus dipelihara

Senin, 03 Mei 2010

Damai Itu Indah

Begitu bunyi sebuah kalimat yang tertulis di spanduk itu. Spanduk yang terpasang di pinggir jalan, di sebuah tempat yang sangat strategis, sehingga banyak orang dengan mudah akan segera melihat dan membacanya.

Damai itu indah. Benarkah? Lalu, mengapa banyak orang saat ini justru lebih menyukai kekerasan. Sedikit-sedikit adu mulut dan adu pukul. Karena enggak setuju dengan sesuatu, orang dengan gampang bertindak anarkis, merusak tempat dan fasilitas umum lalu menjarah apa saja tanpa perasaan bersalah. Hanya karena masalah sepele, orang sudah dianggap sah untuk bertindak seenaknya yang celakanya justru merugikan orang lain. Kalau demikian keadaannya, lalu dimana letak keindahan itu? Apakah kalimat itu sudah seharusnya diganti: Damai Itu Indah Tetapi Ternyata Kekerasan Lebih Mengasyikkan Oleh Karena Itu Mari Kita Budayakan Kekerasan! Ahhhh…

Mari kita ciptakan kembali kedamaian itu. Bukan esok hari tetapi hari ini, saat ini, detik ini.

Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai.
Bila terjadi kebencian,
jadikanlah aku pembawa cintakasih.
Bila terjadi penghinaan,
jadikanlah aku pembawa pengampunan.
Bila terjadi perselisihan,
jadikanlah aku pembawa kerukunan.
Bila terjadi kebimbangan,
jadikanlah aku pembawa kepastian.
Bila terjadi kesesatan,
jadikanlah aku pembawa kebenaran.
Bila terjadi kecemasan,
jadikanlah aku pembawa harapan.
Bila terjadi kesedihan,
jadikanlah aku sumber kegembiraan.
Bila terjadi kegelapan,
jadikanlah aku pembawa terang.

Tuhan,
semoga aku lebih ingin menghibur daripada dihibur,
memahami daripada dipahami, mencintai daripada dicintai.

Sebab dengan memberi aku menerima,
dengan mengampuni aku diampuni,
dengan mati suci aku bangkit lagi untuk hidup selama-lamanya


(PUJI SYUKUR no. 221)

Ayo SEMANGAT!

Tiba-tiba, aku teringat kata-kata yang sering ditulis oleh salah satu sobat bloggerku di kotak komentar beberapa bulan lalu. “Pagi… semangat mas!” “ayo semangat mas Cahyadi!” “semangaaattttt…”

Ya, kata-kata itu memang sederhana tetapi rasanya saat ini kata-kata itu yang paling aku butuhkan. Semangat. Benar, SEMANGAT!. SEMANGAT yang tidak anginan-anginan tetapi SEMANGAT yang terus-menerus. SEMANGAT yang semakin membesar dari hari ke hari bagaikan bola salju yang terus menggelinding.

Ayo SEMANGAT! Kalahkan segala kemalasan. Tikam segala keraguan. Buang jauh-jauh segala pikiran negatif. Pandang ke depan. Di sana terbentang luas berbagai kesempatan yang akan membuatku lebih berkembang dan berarti. SEMANGAATTTT!!!