Minggu, 28 Februari 2010

Pengalaman Baru

“Waduh… kok hujan!” teriak batinku ketika turun di dekat terminal Jombor. Padahal selama dalam perjalanan dari Semarang sampai ke Yogyakarta yang memakan waktu 3 jam lebih cuaca baik-baik saja. Mungkin ini pertanda bahwa kehadiranku memang ditunggu-tunggu (eh… ini cuma perasaanku saja lho…). Karena hujan ini pulalah aku jadi bingung, mau naik apa selanjutnya untuk meneruskan perjalananku sampai ke tempat pelatihan jurnalistik di Kaliurang karena saat itu sudah hampir jam 19.30. Ojek? Waduh… kayaknya kok sayang… kan ada laptop dan beberapa lembar pakaian yang harus kulindungi. Setelah menimbang-nimbang, aku memutuskan untuk naik taksi.

Tapi setelah beberapa saat tanya-tanya sopir taksi, aku mengurungkan niatku. Lha bagaimana mau naik taksi kalau mereka memberikan harga 100 ribu? Mahal banget! Yap… itu pula yang aku pikirkan. Akhirnya aku kembali beralih ke tukang ojek, toh hujan juga sudah reda.

Awalnya si tukang ojek menyebutkan angka 15 ribu sebagai ongkos untuk mengangkutku sampai ke tujuan. Tapi malangnya… si tukang ojek tidak tahu persis tempat yang aku tuju, maklum… dalam surat memang tidak tertera alamat yang jelas hanya Wisma Sejahtera 1 Kaliurang. Setelah tanya langsung ke panitia lewat hp… si tukang ojek jadi ngeh… apesnya… dia lalu menaikkan ongkos menjadi 50 ribu dengan alasan tempatnya cukup jauh dan jalannya naik.

Kemahalan gak ya? Ah… udahlah… daripada mikir terlalu lama aku mengganggukkan kepala tanda setuju. Dan sejak itu, si tukang ojek dengan segenap kekuatan memacu motornya, menyalip, goyang kiri, goyang kanan, walau kadang bikin jantung deg-degan, dengan harapan bisa segera sampai ke tujuan.

Piuh… akhirnya… setelah sempat tanya sana-sini (lho… katanya udah tau pak ojek?) aku sampai di tempat tujuan. Leganya… Tapi ternyata acara pelatihan udah mulai. Tak apalah… walau terlambat yang penting bisa sampai dengan selamat… dan yang utama lagi aku harus segera mengisi perut karena semenjak tadi naga di perut ini sudah meronta-ronta dengan hebatnya.

Pelatihan hari pertama (25/02) diisi dengan penjelasan tentang mengapa Pelatihan “Basic Media and Journalism Training for Community Empowerment” ini harus dilaksanakan. Lewat paparannya, Romo Noegroho Agoeng S, Pr yang akrab disapa Romo Agoeng, Ketua Komisi KOMSOS KAS (Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Semarang), mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menjawab tantangan serta peluang untuk berkarya dalam berbagai media, baik yang ada di paroki-paroki, kevikepan,keuskupan maupun dalam skala nasional. Harapannya, kita dapat menjadi pewarta-pewarta (penulis) yang semakin handal.

Setelah penjelasan itu, acara disambung dengan perkenalan masing-masing peserta. Ada yang dari Semarang, Surakarta, Sragen, Wonogiri, Klaten dan Yogyakarta. Ada yang sudah membawa pengalaman tetapi banyak pula yang mengungkapkan belum punya pengalaman apa-apa.

Menurut Ibu Widi dari SIGNIS Indonesia yang menggagas pelatihan ini, ada tidaknya pengalaman bukanlah hal yang utama karena di atas semua itu yang paling penting adalah adanya kemauan. Sekecil apapun pengalaman akan sangat berguna. Dan jika hal itu dihargai dan digunakan dengan sungguh-sungguh, pasti akan menghasilkan buah yang berlipat ganda.


Ah, kesan awal yang sangat membahagiakan. Semoga berbagai pengalaman baru di hari ini semakin menguatkan aku dalam mengikuti acara pelatihan di hari-hari selanjutnya.

bersambung

Kembali

Duh… senengnya… akhirnya bisa kembali lagi ke rumah, setelah 3 hari yang melelahkan. Tiga hari di kota lain ternyata menumbuhkan kerinduan yang teramat sangat. Rindu untuk berkunjung dan menyapa kembali sahabat-sahabat mayaku.

Terima kasih atas segala perhatian, dukungan, serta doa dalam pergulatanku selama 3 hari ini. Semua hal itu menjadi bukti adanya persahabatan tulus di antara kita. Persahabatan yang semoga semakin memberi warna, keindahan, dan kebahagiaan dalam kehidupan kita.

Tentang pengalaman, proses pembelajaran, serta ilmu yang sudah aku dapat, tentu akan aku bagikan kepada para sahabat. Tidak malam ini karena aku sudah lelah. Namun aku akan berusaha mulai mempostingnya besok pagi.

Akhirnya, hanya selarik kata yang kuucap: aku sudah kembali…

Rabu, 24 Februari 2010

Rehat Sejenak

Akhirnya, saat yang aku tunggu-tunggu hampir satu bulan ini datang juga. Mulai Kamis malam hingga Minggu siang (25 – 28 Peb), aku akan berada di Kaliurang, Yogyakarta, untuk mengikuti Pelatihan Jurnalistik yang diadakan oleh KOMSOS KAS (Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Semarang). Pelatihan ini ditujukan untuk para pengelola majalah, buletin atau pun website di paroki dengan harapan agar kami bisa semakin mengembangkan keterampilan untuk menulis dan mengembangkan materi tulisan di majalah, buletin atau pun website di paroki.

Ada kegembiraan yang meluap-luap karena pastinya aku akan berkenalan dengan orang-orang baru dari lain paroki serta mendapatkan tambahan ilmu yang berguna. Namun di sisi lain, ada kesedihan yang tiba-tiba muncul sebab kemungkinan besar selama 3 hari ini aku tidak akan bisa posting tulisan baru di Rum@h_Go3n dan berkunjung ke tempat para sahabat mayaku. Oleh karena itu, dengan berat hati aku ingin mengucapkan permintaan maaf jika kunjungan para sahabat mayaku hari ini baru bisa aku balas 3 hari kemudian.

Oke, karena harus segera packing untuk perjalanan nanti siang, aku mohon pamit… Selamat beraktifitas dan salam kasih untuk kalian semua.

Selasa, 23 Februari 2010

Tag Buku dan Award

Jujur, sebenarnya aku agak kesulitan mengerjakan Tag ini (terima kasih untuk Mas Tomi, Mas Hendro, dan Mbak Fanda yang telah memberikannya). Masalahnya bukan karena aku suka atau tidak suka membaca buku, tetapi lebih kepada pemilihan buku-buku mana saja yang benar-benar memberi kesan dan cukup berpengaruh untuk kehidupanku. Setelah menimbang-nimbang beberapa lama, akhirnya aku memutuskan ada 4 judul buku yang benar-benar menarik perhatianku.

Pertama, trilogi Winnetou karangan Karl May. Kisah ini benar-benar sarat dengan perjuangan, cinta, persahabatan tulus dan bagaimana seharusnya menghargai perbedaan. Sebuah kisah yang sanggup mempermainkan emosi dan menguras air mata.

Kedua, cerita detektif karangan Agatha Cristhie. Ini adalah salah satu pengarang favoritku. Cerita yang dihasilkannya selalu runtut dan detail dengan akhir yang tidak terduga-duga. Mengajak pembacanya untuk mempelajari sisi psikologis tokoh-tokoh dalam cerita.

Ketiga, Detektif Conan karangan Aoyama Gosho. Loh, kok komik? Iya… memang komik tetapi komik ini yang paling aku suka. Mulai dari seorang detektif SMU bernama Shinichi Kudo yang harus berubah wujud menjadi anak kecil akibat ulah organisasi hitam. Bagaimana perjuangan anak kecil itu yang akhirnya mengambil nama Conan Edogawa sebagai nama samaran dalam mengejar organisasi hitam yang telah mencelakakannya. Dan berbagai kasus-kasus lain yang (tiba-tiba) muncul dihadapan Detektif Conan, yang harus dipecahkannya dengan cermat dan penuh kehati-hatian. Cerita yang asyik, kadang lucu, dan selalu mengajak berpikir, karena apa yang kita duga belum tentu sesuai dengan kenyataannya. Semua hal harus dipikirkan secara mendalam sebelum mengambil keputusan.

Keempat, Menjadi Kaya Dengan Menulis karangan Rs. Rudatan. Sebuah buku yang bercerita tentang dunia kepenulisan dan segala pernak-pernik yang menyertainya. Nah, berkat buku inilah semua bermula. Semangat menulisku kembali bangkit setelah lama terlelap dalam tidur panjangnya. Dan bukan sebuah kebetulan jika akhirnya aku berlangganan Speedy dan mulai mengenal Blog. Sebuah dunia yang penuh dengan persahabatan dan menuntunku untuk terus mengasah ketrampilan dalam tulis-menulis dan menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan.

Akhirnya, setelah tugas ini terselesaikan, aku ingin memberikan (lagi) sebuah award untuk sahabat-sahabatku tanpa kecuali. Masih dengan tema yang sama yakni tentang CINTA KASIH, ditambah sebentuk kupu-kupu dan dilatari langit biru yang sangat cerah.

Senin, 22 Februari 2010

Tentang Cermin

Tiba-tiba saja, aku kepengen menulis tentang cermin. Ya, cermin. Sebenarnya, bahasan tentang cermin sudah pernah aku tulis setahun yang lalu (bisa dibaca di sini), tapi biarlah, hari ini aku akan menuliskannya lagi. Tentu dengan sudut pandang yang (agak) berbeda dari tulisan terdahulu.

Setiap orang pasti memiliki cermin. Baik yang besar, seukuran lemari yang biasa dipake untuk menyimpan pakaian atau hanya seukuran dompet yang bisa ditenteng ke mana-mana. Entah besar maupun kecil semua memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai alat bantu untuk memperbaiki penampilan agar kelihatan lebih menarik.

Apakah memang demikian fungsi dari cermin? Tentu ya kalau kita hanya melihat dan memegang cermin yang biasa kita gunakan sehari-hari. Namun sebenarnya, di sekeliling kita, ada lebih banyak cermin yang bisa kita temukan dan bermanfaat untuk memperkembangkan hidup. Baik lewat pribadi-pribadi atau berbagai peristiwa yang sudah terjadi.

Orang yang suka bertindak kasar dan memaki-maki seenaknya. Tidak jujur dan terbiasa melakukan korupsi. Main selingkuh dengan wanita lain sementara istri menunggu di rumah dengan sabar ditemani si buah hati yang terus merengek menanyakan sang ayah yang tidak kunjung pulang. Perceraian yang mengakibatkan anak-anak menjadi tidak terurus kehidupannya. Suka minuman keras dan ketagihan obat-obat terlarang. Main sikat dan main gusur seenaknya mumpung sedang diberi kekuasaan dan jabatan. Membuang sampah seenaknya. Main serobot di lampu merah hingga mengakibatkan orang lain celaka. Hal-hal ini merupakan contoh ‘cermin’ yang harus kita tinggalkan jauh-jauh karena tidak membawa kebaikan.

Jadi hal-hal yang biasa kita lihat, dengar, baca, rasakan dan pikirkan, akan selalu menjadi cermin yang terbaik bagi kehidupan kita. Ia menjadi bahan perenungan yang tidak akan pernah kering. Yang buruk dan jahat kita buang, sementara yang membawa kebaikan terus diperjuangkan agar semakin berkembang dan memberi kebahagiaan.

Yang kedua, coba kita praktekkan hal ini di depan cermin (yang biasa kita pake sehari-hari): mula-mula kita cubit pipi kita trus kita tonjok, pelan dan lama kelamaan makin keras, pasti akan terasa sakit. Atau kita memaki-maki diri kita di dalam cermin dengan kata-kata yang super kotor dengan berbagai macam nama binatang. Apa yang kita rasakan? Jengkel, marah, atau…? Nah, kalau kita aja nggak mau hal yang tidak baik menimpa diri kita, mengapa kita harus melakukan hal yang sama kepada orang lain?

Minggu, 21 Februari 2010

Macet

Situasi macet seringkali bikin orang jadi uring-uringan. Tengok aja di jalan raya kala hal ini melanda. Bisa karena jalan yang rusak, tertimbun tanah longsor, atau malah akibat ulah para pengendara yang seenaknya sendiri, main serobot dan nggak mau ngalah hingga ujung-ujungnya semua pada berhenti karena tidak ada lagi jalan untuk lewat. Semua pasti pada berlomba membunyikan klakson keras-keras sembari mengumpat sana-sini. Nggak ada lagi kesabaran. Yang penting aku bisa segera lewat dan meninggalkan segala keruwetan ini. Orang lain… ah.. peduli amat!

Situasi yang sama ternyata juga tengah melanda diriku. Macet. Ya, macet. Udah dua hari aku nggak bikin postingan. Dan itu ternyata menggangguku karena sejak ulang tahun blogku yang pertama, Oktober tahun lalu, aku kepingin bisa posting tiap hari… selain agar kemampuan menulisku terus terasah… aku juga punya target pribadi.

Namun, mewujudkan hal itu ternyata enggak mudah. Banyak godaan dan tantangan yang harus kuhadapi. Ide yang hilang entah kemana, semangat yang mulai turun, badan yang capek akibat banyak aktifitas, dan karena malas. Nah, yang terakhir ini yang kayaknya paling sulit untuk diatasi.

Semoga mulai hari ini, semangat itu kembali lagi. Berkobar, membesar, dan membakar semuanya. Menggerakkan segenap pikiran dan panca indra untuk menuangkan bermacam gagasan ke dalam tulisan.

Kamis, 18 Februari 2010

Tentang AWARD

Dunia yang satu ini benar-benar membuat aku jatuh cinta. Apa yang dahulu kuanggap tidak mungkin kini telah berubah menjadi kenyataan. Menulis cerita, artikel, puisi, atau sekedar mengungkapkan unek-unek yang terasa mengganjal di pikiran, bertemu (walau tidak secara fisik), saling menyapa, saling memberi dukungan, dan menjadi sahabat dengan orang-orang yang secara nyata terpisah sekian jauh karena jarak yang membentang, saling menghargai tanpa keinginan untuk menonjolkan diri, menjadi sebuah kebiasaan yang sangat indah dan teramat membahagiakan. Apalagi dalam dunia ini juga semakin dipersatukan dengan adanya AWARD. Saling menerima dan kemudian memberi, menjadi sebuah rutinitas yang terus dikembangkan untuk semakin mempererat jalinan persahabatan.

Nah, bicara tentang hal itu, kali ini aku ingin memajang beberapa AWARD yang sudah aku terima dari sahabat-sahabatku. Sungguh, kehadiran AWARD-AWARD ini terus memacu semangatku untuk menulis. Dan untuk itu aku hanya bisa mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan untukku.

Award dari Bang Setiawan Dirgantara;

Award dari Mbak Reni;

Award dari Mas Angger;

Award dari Mbak Kebookyut;


Award dari Adek Shasa Imutz;





Untuk membalas kepercayaan itu, aku akan memberikan 2 buah AWARD sederhana hasil rancanganku sendiri, pertama-tama untuk para sahabat di atas, dan selanjutnya untuk sahabat-sahabat lain yang telah meluangkan waktu untuk sekedar berkunjung, melihat-lihat, memberi komentar atau apa pun, di rumah mayaku ini. Tentu, bila para sahabat berkenan menerimanya akan membuat aku sangat bahagia. Akhir kata, salam kasih selalu untuk kalian semua.



Note: Semua AWARD dari sahabatku di atas juga boleh diambil lho…

Rabu, 17 Februari 2010

Hanya Debulah Aku


Hanya debulah aku di alas kaki-Mu Tuhan
Hauskan titik embun, sabda penuh ampun
Ampun seribu ampun, hapuskan dosa-dosaku
Segunung sesal ini kuunjuk pada-Mu

Tak layak aku tengadah memandang wajah-Mu
Namun tetap kupercaya, maha rahim Engkau


Ah…, betapa lirik lagu ini selalu membuatku terdiam untuk kemudian sadar betapa selama ini… aku sudah melakukan begitu banyak hal yang telah melukai Engkau, sengaja maupun tidak. Betapa aku dengan mudahnya meninggalkan hati nurani untuk berpaling pada kejahatan. Begitu mudahnya pula aku jatuh dalam bujuk rayu yang tampak manis dan indah tetapi sebenarnya makin menenggelamkan aku dalam dosa.

Engkau yang membuat kehidupan ini menjadi ada. Engkau yang memberi begitu banyak kebaikan untukku. Engkau yang selalu menungguku untuk kembali. Walau aku tak pantas, tidak layak. Namun tangan-Mu selalu ingin merengkuhku. Mendekapku dalam samudera kasih-Mu yang tidak berbatas.

Terima kasih Tuhan. Kesempatan yang selalu Engkau berikan, memberi kekuatan bagiku untuk bangkit dari segala kesalahan dan kekalahan yang berujung dosa. Kasih-Mu menjadi penuntun langkahku dan sumber kekuatan untuk membagikan kembali kasih itu kepada sesamaku.

Gambar diambil dari:
http://christianpramudia.wordpress.com/2008/10/

Minggu, 14 Februari 2010

Tag Food For Soul

Minggu, 14 Pebruari, menjadi hari yang benar-benar istimewa. Mengapa? Yah, mungkin ini hanya akan terjadi beberapa, puluhan bahkan ratusan tahun lagi: Imlek atau Tahun Baru Cina bertepatan dengan Perayaan Hari Valentine. Dan bisa diduga, karena berbarengan, kemeriahan pun seakan menjadi berlipat.

Ini pula yang terjadi pada misa terakhir, pkl. 18.15 wib, di gerejaku. Kebetulan pada misa ini diujubkan untuk merayakan Imlek. Seperti tahun-tahun sebelumnya, misa dalam rangka merayakan Tahun Baru ini selalu dipadati oleh umat. Mereka tidak segan-segan berdesakan di bangku-bangku gereja. Karena masih tidak muat, disediakan pula tratag di halaman gereja beserta bangku-bangku plastik. Ternyata fasilitas inipun ludes diserbu oleh umat.

Nah, pada hari yang istimewa ini aku akan mengerjakan sebuah Tag yang diberikan oleh salah satu sahabat mayaku yaitu Nuansa Pena. Namanya Tag Food For Soul, yaitu sebuah Tag berisi kalimat nasehat atau motivasi baik dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya atau kombinasinya yang disusun dari urutan ABJAD. Oke, langsung saja bisa disimak dari kalimat-kalimat di bawah ini:

Allah begitu mengasihi kita. Menjadi tugas kita sekarang untuk memberikan kasih itu kepada semua orang.

Bersyukurlah senantiasa karena hanya dengan inilah kebahagiaan bisa diraih.

Cintailah sesamamu seperti engkau mencintai dirimu sendiri.

Dunia seisinya tidaklah abadi. Ada masanya semua ini akan lenyap. Dan jika saat itu tiba, tidak ada seorangpun yang mampu menghalanginya.

Elok nian hati yang dipenuhi kasih.

Fase terpenting dalam kehidupan ulat adalah menjadi kepompong. Pada saat itu segala keburukan akhirnya akan berubah menjadi keindahan. Kita pun perlu menyediakan waktu untuk sejenak menjadi kepompong agar kehidupan kita semakin murni.

Gunakan akal dan pikiran yang dikaruniakan Tuhan untuk kebaikan.

Hidup adalah untuk mengasihi dan membagikan kasih itu untuk semua ciptaan Tuhan tanpa kecuali.

Ingat selalu 3 B. Bersyukur. Berdoa. Berbuat baik.

Jika lapar makanlah, haus minumlah. Jika mengantuk, tidurlah. Semua sudah diatur menurut porsinya masing-masing. Jangan ada yang ditambah atau dikurangi karena bisa berakibat buruk.

Kemarahan harus dikelola dengan baik karena jika tidak, ia dapat menghanguskan semuanya.

Lihat, dengar, dan resapkan dalam hati sebelum mengambil keputusan.

Mendengarkan dengan penuh perhatian akan lebih berguna daripada berbuih-buih kata yang keluar tanpa tujuan yang jelas (omong kosong).

Nilai dan martabat manusia tidak ditentukan oleh apa yang dia punya tetapi dari apa yang dilakukan.

Ojo Dumeh. Sebuah pepatah Jawa yang berarti Jangan Merasa. Karena merasa pandai lalu menganggap orang lain lebih rendah derajatnya. Merasa kaya lalu menghina orang lain yang tidak berpunya. Merasa punya jabatan dan kekuasaan lalu bisa bertindak sewenang-wenang.

Perhatian yang diberikan dengan tulus akan lebih berguna daripada limpahan harta.

Qolbu atau hati, tempat bersemayamnya nurani. Jika ia menjadi mati maka manusia akan berubah menjadi zombie. Makhluk haus darah yang tega memakan sesamanya.

Rasakan udara yang masuk melalui hidung, berjalan melalui pori-pori dan aliran darah kemudian membuat kehidupan kembali berlangsung. Ah, rasanya hanya ucap syukur yang terus bergema ketika menyadarinya.

Semangat…! Semangat…! Semangat! Itu yang selalu dikatakan oleh salah satu sahabat mayaku. Kata sederhana tetapi sungguh bermakna. Ia membangunkan raga yang lemah. Ia mengobarkan kembali api yang hampir padam. SEMANGAAAATTTTT!!!

Telinga dibuat 2 oleh Tuhan daripada mulut yang hanya 1. Harapannya kita bisa lebih mendengar daripada berbicara.

Usaha dan doa. Itulah yang akan membuat setiap masalah dapat diselesaikan dengan baik.

Vokal itu memang penting apalagi jika untuk menyuarakan kebenaran.

Wajah yang selalu dihiasi senyuman (tulus dan tidak dibuat-buat) adalah ibarat sinar matahari di pagi hari yang memberi kesejukan, kehangatan, dan kebahagiaan bagi siapa saja yang menerimanya.

X sering kali dipakai untuk sesuatu yang belum diketahui atau menjadi rahasia. Seperti inilah yang harus kita lakukan ketika berbuat baik. Biarlah perbuatan kita tetap tersembunyi dan hanya Dialah yang mengetahuinya.

Ya bila ya. Tidak bila tidak. Jangan dicampur aduk karena itu namanya tidak berpendirian alias plin-plan. Apakah kita mau dicap seperti itu?

Z adalah huruf terakhir dalam urutan ABJAD. Ini pula yang harus kita lakukan. Menjadi yang terakhir ketika keinginan untuk diperhatikan, dipuji, dianggap penting, datang menghampiri.

Upssss… akhirnya selesai juga. Selanjutnya Tag ini akan kuteruskan kepada:

1) Mbak Reni
2) Mbak Irma
3) Mbak Clara
4) Mbak Lina
5) Kebookyut

Oke, selamat mengerjakan tugas ya…. Salam penuh kasih selalu.

Sabtu, 13 Februari 2010

Tentang Kasih Sayang


Kasih sayang ibarat kepompong
merubah hal buruk menjadi baik
membuat hati layu kembali bersemi
menghidupkan semangat yang hampir padam

Kasih sayang adalah pelita
menuntun jalan di kala gelap

Ia serupa ladang
tempat bersemainya aneka kebaikan

Kasih sayang untuk semua
bukan hanya sesama tetapi juga semua ciptaan
termasuk alam, tempat di mana kita berpijak

Mari kita berikan kasih sayang itu
bukan hanya untuk hari ini
tetapi sepanjang waktu
saat udara masih setia menemani kehidupan kita

Jumat, 12 Februari 2010

Semangat Melayani

Angger Jati Prasetyo, demikian nama yang diberikan oleh orang tuanya. Namun dalam keseharian, ia lebih suka dipanggil dengan Kelik. Entah darimana nama itu berasal, ia tidak tahu. Yang pasti, nama itu sudah menjadi nama panggilannya sejak ia berumur 2 tahun.

Kelik adalah anak semata wayang keluarga Sunarto. Saat ini ia sudah bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang design. Tepatnya design interior. Selepas bekerja, ia aktif berkegiatan di gereja. Kegiatannya seabreg mulai dari lektor, paduan suara, membantu tugas tata tertib dan among tamu, bergabung dengan tim multimedia, membantu mengurus perpustakaan, dan menjadi salah satu penulis tetap di majalah paroki.

Hari yang selalu dinantikannya adalah hari Minggu. Sebab pada hari itu ia dapat mencurahkan segala tenaganya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi gereja tanpa harus diganggu dengan pekerjaan kantor. Maka tidaklah mengherankan jika pada hari itu ia jarang sekali berada di rumah. Waktunya lebih banyak dihabiskan di gereja.

Meski kadang merasa lelah, Kelik selalu gembira dan penuh semangat. Baginya memberikan pelayanan yang terbaik, yang membuat orang lain menjadi nyaman, gembira, bisa mengikuti misa mingguan dengan baik, adalah salah satu wujud syukur atas kebaikan yang telah diberikan Tuhan. "Tuhan sudah mengasihiku tanpa batas jadi alangkah bahagianya jika aku bisa membagikan kasih itu untuk orang lain," begitu selalu yang dikatakannya ketika ditanya apa motivasinya dalam melayani.

Sungguh, sebuah semangat yang patut untuk diteladani. Semangat yang jika dilakukan oleh banyak orang akan membuat kehidupan di dunia ini semakin damai dan indah. Semoga kita pun mampu melakukannya.

Kamis, 11 Februari 2010

Mimpi Pak Badrun

“Tititititit… tititititit… tititititit….” Bunyi alarm hp terdengar nyaring. Memecah keheningan pagi. Pak Badrun terlonjak, hampir jatuh dari ranjang. Ia mengerjap-ngerjapkan mata sambil meraih hp yang tergeletak di meja di sebelah tempat tidurnya. Segera dimatikannya alarm yang mengganggu itu.

“Huh… dasar hp sialan! Mimpi indahku jadi buyar karenanya,” gerutu Pak Badrun. Sejenak ia mencoba mengingat kembali kejadian yang barusan ada di mimpinya. Waktu itu ia sedang lari pagi seperti biasa di taman kota, yang berada tidak jauh dari rumahnya. Karena masih pagi, hanya ada sedikit orang yang nampak. Setelah lelah berjogging, Pak Badrun beristirahat di sebuah kursi kayu yang terletak di pojok taman. Kursi itu dikelilingi pohon yang teramat rimbun sehingga suasananya menjadi gelap dan sepi.

Tiba-tiba, ada seberkas cahaya putih muncul di hadapan Pak Badrun. Cahaya itu sangat menyilaukan. Dari dalam cahaya itu, terdengar sebuah suara yang begitu merdu dan agung, “Pak Badrun… Pak Badrun… hari ini aku akan datang ke rumahmu….”

“Si… siapa kau…,” tanya Pak Badrun dengan wajah ketakutan.

“Aku adalah Tuhanmu. Hari ini, aku akan datang ke rumahmu…” jawab suara itu, lagi.

Belum sempat Pak Badrun menjawab… mimpinya tiba-tiba hilang, akibat dering alarm hp yang memekakkan telinga itu.

Hari ini Tuhan akan datang ke rumahku? Benarkah? Mengapa? Sederet pertanyaan itu tiba-tiba muncul di hatinya. Ah, pasti ini bukan suatu kebetulan. Beruntungnya aku mendapatkan berkah ini…

Pak Badrun bergegas bangun. Ia segera mengumpulkan orang-orang yang selama ini membantu di rumahnya. Kira-kira jumlahnya ada 12 orang. Maklum, Pak Badrun adalah orang paling kaya di komplek Rawamulya. Rumahnya sangat besar dengan halaman yang cukup luas. Di garasi rumahnya, tersimpan koleksi berbagai mobil mewah keluaran terbaru. Sayang, meski kaya raya, ia belum mempunyai istri sehingga untuk mengurusi segala kepeluan sehari-hari dan merawat rumahnya, ia membutuhkan banyak pembantu.

Dengan suara yang cukup keras, ia memberikan berbagai instruksi kepada para pembantunya. Rumah harus dibuat ekstra bersih dan wangi. Pohon-pohon di halaman ditata lebih baik agar terlihat asri. Halaman dibersihkan. Masakan disiapkan dengan menu khusus dari bahan-bahan yang juga khusus dan mahal. Pokoknya, semua harus disiapkan dengan baik karena sebentar lagi akan datang tamu yang sangat agung.

Beberapa jam kemudian, Pak Badrun sudah terlihat rapi. Wangi parfum semerbak di seluruh tubuhnya. Beberapa kali ia melihat jam besar yang terpasang di dinding rumahnya. Berkali pula ia terlihat hilir mudik antara ruang tamu dan ruang tengah. Sungguh, ia sudah tidak sabar menunggu kedatangan sang tamu.

Tiba-tiba… bel rumahnya berbunyi. Sambil berlari, ia menuju ke pintu depan dan segera membukanya. Namun, ia kecewa karena tamu itu bukan yang diharapkannya.

“Maaf… pak… saya datang lagi ke sini. Saya sudah tidak tahu lagi harus pergi ke mana… Anak saya sakit keras dan harus segera dibawa ke rumah sakit… tapi saya tidak punya uang…,” ujar suara seorang lelaki. Ternyata ia adalah Pak Rois, tetangganya.

“Ah… lagi-lagi kamu! Bukankah uang pinjaman sebulan lalu belum kamu kembalikan? Kenapa sekarang mau meminjam lagi!” Suara Pak Badrun terdengar sangat ketus.

“Sekali lagi… maafkan saya pak. Saya terpaksa melakukannya…,” jawab Pak Rois dengan memelas.

“Ah… persetan… itu masalahmu sendiri! Sudah… sudah… pergi sana… !” segera Pak Badrun menutup pintu. Ia tidak menggubris Pak Rois yang masih berusaha menahannya.


Dua jam berlalu sejak kedatangan Pak Rois. Belum juga ada tanda-tanda kehadiran sang tamu. Untuk mengusir kebosanan, Pak Badrun menyalakan tv. Lagi-lagi, tayangan tv menyajikan berita soal skandal bank X yang melibatkan banyak pejabat tinggi yang diduga telah merugikan negara trilyunan rupiah. “Ah… mereka benar-benar bodoh… masalah kayak gitu saja kok sampai ketahuan… coba kalau mau belajar dari aku?” guman Pak Badrun dengan sombong. Yah, memang ia biasa melakoni pekerjaan semacam itu.

“Krinnnnnnngggggg…. ,” telepon di ruang tengah berbunyi.

“Ya, halooo… dengan Pak Badrun di sini,”

“Selamat siang, Pak. Saya Neni yang seminggu lalu datang ke rumah bapak. Saya ingin menanyakan proposal bantuan dana untuk para pengungsi korban bencana alam yang saya ajukan. Apakah bapak berkenan menyumbang?” kata suara di seberang sana.

“Oh… itu… maaf mbak. Saya tidak bisa memberi sumbangan. Kebetulan minggu-minggu ini saya sedang sibuk merenovasi rumah,” jawab Pak Badrun. Ia segera mematikan telepon sambil bersungut-sungut, “Lagi-lagi minta sumbangan… minta uang… memangnya uang milik siapa?”


Waktu terus berlalu. Tak terasa malam sudah datang. Lelah dan mengantuk, itu yang sangat dirasakannya. Akhirnya, ia tertidur di sofa ruang tamu.

Seberkas cahaya putih tiba-tiba kembali muncul.

“Tuhan, aku sudah lelah menunggu-Mu. Kenapa Engkau tidak jadi datang ke rumahku?” tanya Pak Badrun, segera, setelah melihat cahaya itu.

“Pak Badrun… jangan salah sangka, Aku sudah datang ke rumahmu tetapi engkau tidak mau menerima Aku.”

“Kapan Tuhan? Kenapa aku tidak mengenali-Mu?”

“Engkau tidak bisa mengenali Aku karena hatimu sudah tidak peka lagi. Hatimu sudah dipenuhi keinginan-keinginan meraih dunia yang fana ini. Hatimu sudah mati. Bagaimana engkau akan menerima Aku jika terhadap sesamamu yang kecil, lemah, miskin dan tersingkir saja engkau tidak mau menerimanya?”

Pak Badrun terdiam. Wajahnya pucat pasi.

Rabu, 10 Februari 2010

Tak Ada Gunanya

Tak ada gunanya menjadi pandai
jika itu kau gunakan untuk menipu
dan membodohi sesamamu

Tak ada gunanya mempunyai jabatan tinggi
jika itu hanya menjadi kedok
untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya
bagi diri sendiri, keluarga juga kelompokmu

Tak ada gunanya terus berkata-kata
bila itu hanya ada di mulut
tanpa sekali pun mewujud dalam tindakan

Tak ada gunanya terus memaki dan berteriak
bila engkau sendiri
tidak pernah memberi contoh yang baik

Tak ada gunanya hidupmu
jika karenanya
orang lain menderita
dan kehilangan kehidupannya

Selasa, 09 Februari 2010

Aku Menyusuri Pagi Hari Ini


Aku menyusuri pagi hari ini
ketika kesejukan dan kesegaran udara
memenuhi pori-pori dan menghidupkan jiwa

di langit, bulan berbentuk sabit masih menggantung
ditemani sekumpulan bintang yang masih berjaga

sepasang suami istri sibuk menata peralatan
untuk mulai berjualan hari ini
mencari rezeki demi kebahagiaan keluarga
beberapa bapak pulang dari masjid
sementara seorang ibu memakai training
tengah bersiap-siap berlari pagi
jalan beberapa langkah,
sekumpulan orang sedang menata dan membagi koran
yang akan dijual guna informasi yang up to date

Aku menyusuri pagi hari ini
ketika bulan berbentuk sabit di langit sana mulai memudar
berganti cahaya terang yang perlahan muncul di ufuk timur

Pagi yang sangat indah
Pagi untuk bersyukur
karena kita masih diberi hidup
menghirup udara dan menikmati kebahagiaan

Jujurlah...

Katakan salah jika salah
dan benar bila memang benar
jangan kau manipulasi
jangan kau otak-atik
apalagi kau putar balik
terlihat benar meskipun salah
nampak salah padahal benar

Itu namanya menipu
Itu adalah kebohongan

Berkatalah,
Bertindaklah,
Bersikaplah
JUJUR...
jangan takut untuk melakukannya
karena Sang Pencipta
akan selalu melihatmu

Minggu, 07 Februari 2010

Andai Ada Uya Kuya di Pansus Century


Nonton acara UYA EMANG KUYA yang tayang di sebuah stasiun TV swasta sungguh mengasyikkan. Bukan saja karena pembawa acaranya Uya, mantan personel band Tofu, yang emang ngocol tapi lebih pada kemasan acara yang dibuat berbeda dengan acara sejenis yang lain. Sulap jalanan yang diselingi dengan celetukan-celetukan si pembawa acara yang kadang kurang ajar, nekat, tepat pada sasaran dan membuat penonton yang mendengarnya ketawa lebar. Apa saja bisa dibikin sulap dan korbannya pun juga bisa siapa aja. Kadang orang yang lagi asyik jjs sama pacar, penjaga toko, satpam, atau orang yang emang sedari awal diset sebagai target.

Bagian yang sering banget bikin penasaran adalah pas Uya mengeluarkan keahliannya dalam menghipnotis orang. Dengan selembar tissue yang dibakar pake api… ia segera menidurkan orang yang jadi sasaran. Dan setelah itu sederet pertanyaan mengalir dari mulut Uya. Pertanyaan yang kadang usil, nakal, dan bersifat pribadi.

Terus terang, awalnya aku agak tidak suka dengan bagian ini. Alasannya karena orang yang dihipnotis (pasti) dengan jujur akan menjawab segala pertanyaan yang disodorkan. Bayangin aja… jika orang itu lagi berdua dengan pacar trus pertanyaannya menjurus ke arah itu… ngapain kok bela-belain pacaran ama dia? Alasannya apa? Apa aja yang udah dilakukan? dll. Nah, karena jawaban jujur… kadang yang keluar adalah sesuatu yang tidak terduga… yang malah bikin wajah sang pacar memerah dan kepingin diumpetin karena saking malunya. Tapi, karena semua yang ditayangkan udah atas persetujuan dari korban (yang dihipnotis), juga dikuatkan dengan tanda tangan di atas materai, jadi ya… sah-sah aja dan nggak bakalan dapet komplain.

Ternyata, setelah mengikuti beberapa episode, hipnotisnya si Uya juga bisa membantu orang untuk mengurangi beban yang lagi disandang. Dengan bantuan hipnotis… korban dibantu untuk mengingat segala hal yang menyebabkan beban itu muncul. Kemudian secara perlahan, korban dituntun untuk melepaskan beban dengan jalan mengungkapkan segala hal yang ingin dikatakannya sembari diberi kalimat peneguhan oleh si pembawa acara.

Lalu, apa hubungannya dengan Pansus Century? Sederhana aja. Pansus mengundang Uya Kuya untuk menghipnotis orang-orang yang menjadi target pertanyaan, yang diduga terkait dengan skandal Bank itu. Kalo mereka nggak mau? Wah, bisa dipastiin mereka bersalah dan punya itikad tidak baik. Beda kalo mereka kemudian mau. Andai itu mau dilaksanakan, mungkin skandal ini nggak berlarut-larut hingga menyebabkan semuanya menjadi makin ruwet. Nggak ketahuan ujung pangkalnya. Sukar dideteksi, mana yang benar dan mana yang salah karena kecenderungannya, semua orang yang terlibat… lebih mentingin diri sendiri dan kelompoknya hingga akhirnya mereka malah saling sikut, saling memaki, saling berkata-kata kotor, saling menjatuhkan, saling mencari-cari alasan demi pembenaran diri, yang akhirnya malah bikin rakyat tambah sebel karena apa yang diomongin beda jauh dengan kenyataannya.

Nah, menurut sobat, masuk akal nggak ide seperti ini?

Foto dari
http://elimu.info/tube/index.php?key=Uya+emang+kuya+%23+3+%3B+Senin

Sabtu, 06 Februari 2010

PeeR

Aku menyebut TAG ini sebagai PeeR. Dan terus terang aja, pas dapat PeeR ini, ada yang nyeletuk di dalam hati, “Horeee… akhirnya aku dapat juga tugas ini!”. Yah, emang itu yang kurasakan… karena saat blogwalking di banyak blog sahabat, tugas ini sudah sedemikian menyebar dan dikerjakan dengan baik. Lalu, giliranku kapan?

Jujur… aku rada mikir juga pas ngedapetin PeeR ini dari mas Aan. Kenapa mesti pake bahasa Inggris sich pertanyaannya… kan mending pake bahasa Indonesia aja… lha wong jawabannya juga pake bahasa itu? Maklum aja… dari dulu bahasa Inggrisku emang belepotan banget… yang paling mudeng cuma YES-NO ama I LOVE YOU… jadi kalau ada yang lebih dari itu mesti buka buku pintar n’ nanya-nanya dulu. Tapi, untunglah… udah ada bocoran… jadi PeeR ini dapat aku kerjakan….

1. Where is your cell phone
Biasanya sich di kantong celana… tapi kadang-kadang tergeletak begitu saja di atas meja…

2. Relationship
Semua orang yang mau diajak berteman, yang menerima aku apa adanya

3. Your hair?
Keriting kalo pas gondrong alias lupa bercukur… tapi lurus pas potong pendek ala tentara…

4. Work?
Karyawan di sebuah toko sarana pertanian…

5. Your sisters?
Ada, sekarang lagi di tempat lain nemenin ORTU…

6. Your favorit thing?
Ngeblog…

7. Your dream last night
Ehmmmm… apa ya?

8. Your favorit drink?
Air putih…

9. Your dream car?
Mimpi tentang mobil? Waduch… nggak berani tuch…

10. Your shoes
Sepatu warna hitam… yang tergeletak dengan nyaman di bawah lemari karena sekarang kalo kemana-mana aku lebih suka pake sendal… (bukan jepit lhoooo!)

11. Your fears?
Tuhan

12. What do you want to be in 10 years?
Bisa menjadi orang yang berguna bagi banyak orang

13. Who did your hang out with last week?
Nggak kemana-mana…

14. What are you not good at?
mbaca HTML

15. One of your wish list item?
menjadi pribadi yang baik

16. Where you grew up?
liat di profil aja… pasti lebih komplit…

17. Last thing you did?
Nulis apalagi ya… untuk bikin postingan hari ini?

18. What are you wearing?
Pas ngerjain tugas ini, pake kaos warna hitam dan celana pendek dengan warna senada…

19. Your computer?
Laptop merk ADVAN yang baru aku beli 4 bulan lalu… sebelumnya sebuah PC Pentium IV yang sekarang dipake ama istri tercinta… jadi kalo pas ngerjain tugas-tugas pelayanan… nggak usah rebutan lagi…

20. Your pet?
Dulu pas belum nikah pernah suka banget ama kucing… tapi kalau sekarang cukup miara ikan di akuarium aja…

21. Your life?
Mengalir… dan terus berusaha serta selalu percaya pada rencana dan kehendakNya…

22. Missing? (hilang)
Semua temen waktu SD…

23. What are you thinking right now?
kok… tugasnya nggak selesai-selesai ya?

24. Your car?
Enggak ada…

25. Your kitchen?
Sama dengan jawaban di atas…

26. Your favorit color?
Biru

27. Last time you laugh?
Kemaren pas nonton OPERA VAN JAVA…

28.Last time you cried?
Waktu liat Bilqis, balita yang mengidap kelainan empedu… terharu banget…

29. Love?
Yang pasti sama pacar pertama dan satu-satunya yang sekarang udahjadi istri…

30. So who wants to share their ONEs? how about?
Berbagi kasih dan kebaikan…

31. Person elected to the tag (tag ini saya wariskan kepada)
Selanjutnya PeeR ini aku berikan secara khusus kepada mbak Eha yang sekarang lagi mo aktif lagi buat ngeblog… moga makin bersemangat ya…

Duch… lega dech… akhirnya PeeRnya udah selesai… Moga aja apa yang aku tulis… pas dengan pertanyaannya… Salam Kasih…

Jumat, 05 Februari 2010

Aku Menyayangimu

Aku menyayangimu
karena engkau manusia, sama seperti aku
aku tidak akan membiarkan ketidakadilan ini terus terjadi
aku tidak ingin kebenaran, yang dulu kita perjuangkan
kini seakan menjadi barang mati yang tak lagi berarti

Aku menyayangimu
dan karena itu, aku tidak akan membiarkanmu
terus bertindak seenaknya
menuruti nafsu angkaramu
pasti… dan itu pasti…
aku akan ada di garis depan
untuk melawanmu
sampai salah satu di antara kita
mengaku salah

Aku menyayangimu
dan tetap akan menyayangimu
jika engkau segera bertobat
dan kembali seperti dulu
saat dimana engkau dilahirkan
ke dunia fana

Kamis, 04 Februari 2010

Ketika Kerbau Berpuisi


Aku hanyalah kerbau
yang berusaha jujur pada keadaan
kemarin, Aku ikut demo para mahasiswa itu
tapi baru sesaat, Aku diusir dari kerumunan
kata MEREKA, Aku telah mengganggu ketertiban
kata MEREKA, Aku tidak pantas berada di tempat itu

Ah, apakah karena hanya seekor kerbau
Aku boleh diperlakukan seperti itu?
bukankah Aku juga mahkluk hidup
yang ingin didengar suaranya?
atau, itu memang KEBIASAANMU
yang gemar membungkam kritik
dan merasa lebih pantas
ketika memaki-maki dan berkata-kata kotor
saat sidang dengan SESAMAMU
yang katanya terhormat, di gedung megah itu

Benar…, aku memang gendut, lamban, dan bodoh
tapi lihatlah…
Aku mampu menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh tuanku
dengan benar dan bertanggungjawab
Aku mungkin juga bodoh
namun… bukankah itu lebih baik
karena Aku mampu bersikap jujur dan apa adanya
tidak seperti ENGKAU
yang menggunakan KEPANDAIANMU
untuk menipu, mengakali, mencari-cari alasan,
dan terus-menerus merampas hak-hak SESAMAMU
demi KEUNTUNGANMU sendiri

Aku hanyalah kerbau
yang berusaha jujur pada keadaan
karena aku tidak ingin negeri ini semakin karam,
tenggelam, hilang dan dilupakan

Rabu, 03 Februari 2010

Tuhan Lupa?


Apakah Tuhan lupa, ketika bayi terlahir tanpa anus?
Bayi tidak mempunyai tempurung kepala…
Bayi yang diketahui berkelamin ganda…
Bayi yang organ tubuhnya tidak berfungsi dengan baik…
Apakah Ia lupa?

Merenungkannya… aku jadi mengerti
Tuhan tidak akan pernah lupa
Ada rencana indah dibalik semua itu
Untuk membuat kita semakin peka
Agar kita terus peduli
Pada mereka yang membutuhkan…
Pada mereka yang mengharap uluran kasih…
Pada mereka yang adalah sesama kita…


Apakah kita mau melakukannya?

Foto diambil dari...
http://news.okezone.com/view/2010/01/08/1/4367/bayi-terlahir-tanpa-anus

Selasa, 02 Februari 2010

Pak Budiman

Namanya Pak Budiman. Ia, orang paling kaya di kampung Margolayu. Rumahnya besar, dua lantai dan menempati tanah yang cukup luas. Di garasi rumahnya tersimpan beberapa mobil keluaran terbaru dari merk-merk terkenal. Di dalam rumahnya pun, dipenuhi dengan aneka perabotan yang berharga mahal.

Di rumahnya yang besar itu, Pak Budiman hanya ditemani beberapa pembantu. Maklum, hingga usia hampir 50 tahun, ia belum mempunyai pendamping hidup. Penyebabnya bukan karena tidak ada wanita yang mau mendekatinya, tetapi karena konsentrasinya yang teramat fokus pada pekerjaan dan karirnya.

Meski paling kaya, Pak Budiman dikenal sebagai orang yang dermawan. Ia kerap memberi bantuan untuk orang-orang yang membutuhkan, yang datang kepadanya. Jadi, tidaklah mengherankan bila hampir sebagian besar warga kampung Margolayu sudah pernah menerima uluran tangannya.

Kebiasaan itu ternyata membawa dampak yang tidak begitu baik. Pak Budiman lambat laun berubah menjadi orang yang sombong dan ingin menang sendiri. Ia ingin diperlakukan secara istimewa, dihormati dan dalam setiap hal selalu ingin dinomorsatukan. Ia juga ingin selalu dipuji atas kebaikan yang sudah dilakukannya.

Suatu ketika, saat seluruh warga kampung Margolayu tengah terlelap dalam tidur, terjadi kebakaran hebat yang melanda rumah Pak Budiman. Keheningan pagi sontak berubah menjadi kegemparan. Semua menjadi takut, panik, dan kemudian saling bahu membahu untuk mengatasi kebakaran itu. Namun, sang takdir rupanya berkata lain. Pak Budiman tidak dapat diselamatkan. Ia ditemukan tinggal kerangka di bawah puing-puing rumahnya yang habis dilalap api. Kerangka itu sangat mengerikan. Hitam dan gosong. Bahkan beberapa bagian sudah tidak utuh lagi.

Senin, 01 Februari 2010

Kita Diberkati, Lalu...?

Aku diberkati
Sepanjang hidupku diberkati
Mulai dari bangun pagi
Siang berganti malam
Aku diberkati
Kakek-kakek, nenek-nenek, tante-tante, om-om
Pemudanya, pemudinya
Semua diberkati Tuhan


Ini adalah sebuah lagu yang paling menyita perhatianku ketika hadir dalam kegiatan Pendampingan Iman Anak di gerejaku. Lagu berirama riang yang senantiasa membangunkan kesadaran. Apalagi jika dinyanyikan dengan memakai gaya. Tangan bergerak turun-naik, ke samping kanan dan kiri, badan dibongkokkan serta kaki yang menghentak lantai. Wuihhh…. betapa gembiranya. Alangkah bahagianya karena Ia selalu memberkati kita.

Apakah tandanya bahwa kita sudah diberkati Tuhan? Nafas yang kita hirup, yang mengalir melewati hidung, memenuhi paru-paru, menggerakkan segala bagian tubuh dan memberi kita kehidupan. Itulah berkat paling nyata yang sudah kita terima setiap hari.

Lalu, apa yang sudah kita lakukan setelah menerima limpahan berkat dari-Nya? Apakah kita juga sudah menjadi berkat untuk orang lain?