Jumat, 11 Mei 2012

Cermin

Tiap orang pasti memiliki cermin. Ada yang bentuknya bulat, persegi panjang, lonjong alias oval. Ada yang besar banget seukuran lemari, ukuran normal, atau kecil hingga bisa dimasukkan dalam dompet. Ada yang bentuknya biasa-biasa saja sampai yang tidak biasa karena penuh dengan ukiran-ukiran indah di pinggir-pinggirnya. Dengan cermin kita biasa mematut diri. Berlenggak-lenggok bak penari untuk melihat apakah busana yang dikenakan sudah berpadu padan dengan serasi, merias wajah biar tambah cantik, menyisir rambut agar tidak awut-awutan atau hanya untuk sekedar memandangi wajah sambil memencet jerawat yang mulai banyak bermunculan. Intinya, dengan cermin membuat kita jadi pedhe karena ‘merasa’ sudah mempersiapkan penampilan sebaik mungkin sebelum bertemu dengan orang lain atau menghadiri acara tertentu. Sebenarnya, kita juga adalah cermin. Tiap langkah laku kita entah itu kata-kata atau perbuatan menjadi contoh dan memberi pengaruh bagi orang lain serta diri sendiri. Hal yang baik akan memberikan efek kebaikan. Pun sebaliknya, keburukan akan menimbulkan akibat buruk. Maka, sepatutnya kita selalu mawas diri. Apakah ucapanku sudah memberi berkat untuk orang lain? Apakah yang aku lakukan tidak merugikan orang lain? Apakah segala tindakanku bisa menjadi contoh kebaikan bagi sesamaku? Semoga saja kita mampu melakukan yang terbaik sehingga cermin dalam diri kita selalu berkilau dan membuat orang lain terpesona sehingga mereka dengan rela hati menjadikan kita sebagai standar yang harus ditiru. Mau?

1 komentar:

eha mengatakan...

ini berarti mas Goen comeback lagi ke dunia blogging? ... hiatusnya udah kelamaan lho mas ...