Jumat, 11 Februari 2011

Allah Menjadikan Segalanya Indah

Itulah tema yang diangkat pada Misa Imlek 2562 yang diselenggarakan di Gereja Katedral, Kamis, 10 Februari. Misa dibawakan secara konselebrasi oleh Romo FX. Sukendar Wignyosumarta Pr, Romo Antonius Suparyono Pr, Romo FX. Sugiyana Pr, Frater Wicaksono, dan Romo Materius Kristiyanto Pr sebagai selebran utama.

Dominasi warna merah cukup menyemarakkan suasana misa. Mulai dari hiasan altar, lampion dan rumbai-rumbai yang tergantung di pintu-pintu gereja, seragam kelompok koor yang berasal dari Paroki Atmodirono, dan pakaian yang dikenakan oleh umat.

”Tahun Baru ini sungguh menjadi berkat untuk kita semua. Marilah kita juga mensyukuri segala berkat yang telah dilimpahkan Tuhan pada tahun yang telah berlalu dan bersyukur untuk tahun yang baru,” ucap Romo FX. Sugiyana Pr yang akrab dipanggil Romo Sugi saat mengawali homilinya. Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa menurut penanggalan Cina, tahun ini termasuk tahun kelinci. Kelinci adalah turunan bulan maka orang yang lahir di tahun ini bisa dikatakan orang yang beruntung. Kelinci juga merupakan lambang keanggunan, kelemahlembutan, sopan santun, perbuatan yang baik, kepekaan akan segala sesuatu yang indah, dan cinta akan ketentraman. Maka diharapkan orang yang mempunyai shio ini dapat memberi pengaruh bagi lingkungan sekitar dan masyarakat.

Sejak awal mula, Allah telah menjadikan kita baik adanya, menurut gambar dan citraNya. Kita sama-sama telanjang, tanpa batas, dan tanpa perbedaan. Namun karena sifat egois, manusia kemudian menciptakan dan membatasi diri dengan sekat-sekat yang saling memisahkan, cenderung memandang orang lain dari sisi yang negatif dan tidak pernah mensyukuri apa yang sudah diterima, serta lebih menekankan perbedaan dan menjauhi kebersamaan. Dan akibat dosa, segala yang baik dan indah menjadi luntur. Terbukti dengan banyaknya kekerasan yang terjadi selama ini. Ini menjadi tanda bahwa kehidupan bersama tidak lagi dihargai.

Maka, kembali kepadaNya adalah jalan yang terbaik karena sebenarnya kita miskin di hadapan Allah. Miskin dalam arti kita tidak mempunyai kemampuan apa-apa tanpa campur tangan Allah. Bersikap lemah lembut satu dengan yang lain, murah hati dengan berbagi apa yang kita punya, dan selalu membawa damai, untuk siapa pun, di mana pun dan dalam keadaan apa pun. ”Semoga tahun baru ini menjadi pijakan untuk kembali sebagai citra dan gambar Allah agar kehidupan kita menjadi baik dan indah kembali, hidup suci dan setia akan iman, serta mengusahakan agar segalanya juga menjadi baik dan indah. Dengan demikian kita akan memperoleh kebahagiaan. Semoga ini menjadi semangat kita bersama, ” tegas Romo Sugi.

Kemeriahan Misa Imlek semakin terasa saat tiba pembagian angpao. Anak-anak dengan rapi berbaris maju ke depan untuk menerima berkat dari romo dan angpao dari panitia. Setelah mendapat angpao, anak-anak dapat mengambil balon berwarna merah yang sudah dipersiapkan di pintu-pintu gereja.

Usai misa, umat bersama para romo menikmati perjamuan di Gedung Sukasari sambil mendengarkan iringan musik.






10 komentar:

Megi Rahman mengatakan...

rame yah :D
angpao buat ane mana ?? :P

Yudi Darmawan mengatakan...

indahnya apabila perbedaan bukan alasan..

saling menyatu melebur tembok-tembok keangkuhan..

salam..

place to study mengatakan...

Acara imleknya seru ya Om..?

the others.... mengatakan...

Shasa taunya sih imlek itu ya angpao... hahaha

jejak langkahku mengatakan...

Selamat malam Om... nemenin mama jalan2 nih.

catatan kecilku mengatakan...

Allah memang telah membuat segalanya dg sangat indah.. hanya manusia yg seringkali tak dapat menemukan letak keindahannya.

Unknown mengatakan...

aku datang mas GOEN.. apa kabar. Sehat ??

Just Ferry mengatakan...

Artikelnya bagus mas ....

eha mengatakan...

senang liat foto2nya mas ... khas, meriah dan sumringah :)

Lily Simangunsong mengatakan...

Acaranya Imleknya seru ya mas, aku mau dong jeruknya hihihi