Selasa, 19 Oktober 2010

50 tahun

Apa yang terpikir di benak kita saat membaca tulisan di atas? Waktu yang teramat panjang? Usia yang sarat dengan aneka pengalaman dan peristiwa? Bagaimana jika hal itu berkait erat dengan sebuah pernikahan? Tentu pertama-tama kita akan berdecak kagum, salut, dan takjub.

Dan Sabtu kemarin (16/10), aku berkesempatan menghadiri Misa Syukur perayaan 50 tahun pernikahan sebuah keluarga di lingkunganku. Dari deretan umat yang hadir, tampak adik, anak-anak, menantu, hingga cucu-cucu. Semua diliputi kegembiraan. Semua berbahagia karena melihat kakak, ayah-ibu, eyang kakung dan eyang putri yang akan meneguhkan kembali janji perkawinan, sama seperti pengalaman 50 tahun lalu.

50 tahun yang indah. 50 tahun yang penuh dengan perjuangan. Hal itu kiranya yang terungkap dari keluarga ini. Meski ada berbagai onak dan duri, kegembiraan dan kesedihan, keluarga ini tetap bersatu dan bersama mengarungi samudra kehidupan. Dan ketika semua itu dapat diatasi, hanya kebahagiaanlah yang terus mengalir. Bahagia melihat anak-anak yang berhasil dengan kehidupannya, juga karena cucu-cucu yang tumbuh dengan sehat.

Semua itu dapat terwujud karena kasih. Kasih yang telah dianugerahkanNya. ”Kasih itu sabar, kasih itu murah hati. Ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, percaya segala sesuatu”.

1 komentar:

bolehngeblog mengatakan...

50 tahun = usia emas...keren..