Senin, 11 Januari 2010

Memandang Dari Sudut Lain

Namanya Rudi. Ia adalah karyawan bagian inventory di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian. Oleh kawan-kawan, baik di kantor maupun lingkungan tempat tinggalnya, ia mendapat julukan kutilang. Julukan itu melekat pada diri Rudi karena tubuhnya yang tinggi dan kurus sehingga kelihatan begitu langsing.

Dulu, waktu masih bersekolah terutama di bangku SMA, ia begitu malu karena badannya yang teramat kurus. Saking malunya membuat ia menjadi rendah diri, minder, dan enggan bergaul dengan teman-temannya. Apalagi paras wajahnya juga tidak begitu tampan. Beda dengan Tino yang cakep dan gagah atau Andri yang perawakannya seperti bintang film Korea.

Berbagai cara sudah ia lakukan untuk membuat tubuhnya yang kurus menjadi gemuk. Makan buah-buahan yang mengandung karbohidrat dan protein tinggi, manambah porsi makan harian, minum berbagai jamu yang resepnya didapat dari majalah kesayangannya, hingga rutin berolahraga tiap pagi. Sebenarnya ada satu lagi saran yang diberikan oleh Restu, sahabat karibnya, yaitu ikut klub Fitnes. Namun karena kondisi keuangan keluarganya yang jauh dari kecukupan, saran itu tidak dapat dilaksanakannya.

Hari berganti hari, minggu menuju minggu, bulan terus berganti. Pun dengan tahun. Usaha yang dilakukan Rudi belum juga membuahkan hasil. Beberapa minggu bobot tubuhnya kelihatan naik tetapi minggu-minggu berikutnya berat tubuhnya kembali turun. Lelah. Itu yang kemudian dirasakannya. Ternyata perjuangan kerasnya tidak berhasil.

“Sudahlah, Nak. Kamu ini dari sononya memang bawaannya kurus. Jadi percuma usahamu. Pasti tidak akan membuahkan hasil yang memuaskan,” begitu kata ibunya.

Bawaan? Mungkin memang benar. Dan kata banyak orang, perawakannya mirip sekali dengan ibunya.

Kata-kata sang ibu akhirnya membuka pikiran Rudi. Mengapa selama ini ia harus mempermasalahkan tubuhnya yang kurus? Bukankah ia justru harus bersyukur karena meskipun kurus, tubuhnya selalu sehat dan jauh dari berbagai penyakit. Dengan tubuh yang lebih ringan, ia juga dapat bergerak ke sana ke mari dengan lebih mudah, terlibat dalam banyak pelayanan di gereja. Ah… rupanya ia hanya perlu memandang dari sudut yang lain.

Memandang dari sudut lain. Itulah yang harus selalu kita lakukan ketika kesedihan, kekecewaan dan perasaan tidak bahagia muncul akibat harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Mengharap tubuh yang gagah dan atletis tetapi nyatanya kurus seperti Rudi. Mengharap cepat mendapat momongan tetapi sudah 10 tahun berumah tangga belum juga ada tanda-tanda mendapatkan si buah hati. Mengharap mendapat pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan tetapi hanya bisa mendapatkan pekerjaan yang ‘apa adanya’. Dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Intinya adalah selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur atas segala hal yang sudah kita terima. Setelah bersyukur kita mesti percaya bahwa di balik semua yang sudah terjadi, rencanaNya adalah rencana yang terbaik dan terindah buat kita.

20 komentar:

Laksamana Embun mengatakan...

Setuju kang.. Tuhan telah menggariskan semuanya sblum kita dan alam semesta ini di ciptakan..

buwel mengatakan...

Setuju Mas, Berprasangka buruk ke manusia ajah salah ya, apalagi kalo sampai kita berprasangka buruk kepada tuhan... hiiii

Pohonku Sepi Sendiri mengatakan...

woah, mantabh mas ceritanya..
kita memang hrs belajar melihat dari sudut pandang yg berbeda.. bisa dua ato bahkan lebih sudut pandang lain yang bisa kita biasakan utk melihat segala persoalan..
sulit memang, tapi bisa dilakukan..

ivan kavalera mengatakan...

Senantiasa bersyukur, itu yang penting. Dengan dibarengi keikhlasan tentunya.

Cerita yang luar biasa, mas.

Clara Canceriana mengatakan...

dapat lagi pelajaran berarti di pagi hari ini. trims ya ^^
kita memnag harus bisa mandang masalah dari sisi lain, karena setiap hal di dunia ini seperti yin dan yang. selalu ada dua sisi.

Anonim mengatakan...

Harus dicatat bahwa badan kurus itu lebih tahan dari penyakit ketimbang badan gemuk. Yang penting itu sehat kok.

Rock mengatakan...

Cerita yang sangat menarik...

ateh75 mengatakan...

Menjadi diri sendiri akan lebih bijak dari pada kita hidup menjadi orang lain hanya penderitaan yg didapat,maka bersyukurlah apa yg ada pada diri kita.walau tak sempurna,karena Tuhan menciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangan kita.

nuansa pena mengatakan...

Pencerahan yang menarik, sudah seharusnya sebagai hamba Allah kita wajib mensyukuri apa yang ada pada diri kita, dan selalu berpikir positif!

tomi mengatakan...

betul om.. bersyukur apa yg telah diberi tuhan..

Ie mengatakan...

ingat satu puisi yang baru saja saya posting mas..

Hidup yang biasa saja, kata dan keluh kita

Tetapi mengapa kita mengeluh dan berkata?

Matahari yang biasa di langit yang biasa.

Bulan dan bintang adalah benda-benda yang biasa;

Demikian dengan bunga yang mekar dan burung yang bernyanyi;

Tetapi gelapnya dan sedihnya bagian kita,

Kalau bunga tidak tumbuh dan matahari tak bersinar.

Dan Tuhan yang mempelajari setiap jiwa satu persatu

Dari kehidupan yang biasa membuat sesuatu yang indah bagi-NYA

Copy from THE GRAND WEAVER book by Ravi Zacharias

Unknown mengatakan...

Setuju....senantiasa selalu bersyukur...

LINGKAR CINCIN mengatakan...

assalamu alaikum
kunjungan balik
tulisan yang bermanfaat
saya tunggu tulisan berikutnya

Kabasaran Soultan mengatakan...

Setuju bro ...
Mari jadikan ...
Tiada hari tanpa kata syukur


nice sharing

si kancil mengatakan...

salam sejahtera
kunjungan balik
mantap ceritanya mas
pelajaran yang saya dapat petik adalah kita tidak boleh menilai suatu hal hanya dari 1 sudut pandang

Yunna mengatakan...

aku ingin menjadikan tiap nafasku sebagai syukur...

Ninda Rahadi mengatakan...

segala yang diciptakan Tuhan... pasti ada alasannya ya mas :)

Yanuar Catur mengatakan...

sippppp,,
jadilah apa adanya aja bos..hehehe
kurus lho juga nyaman kok, contohnya aku
hahaha (sedikit sombong sich aku)
hehehehe

SeNjA mengatakan...

benar mas,bersyukur....itu yg terbaik dari setiap yg sudah digariskan Tuhan...

Unknown mengatakan...

Melihat dari sudut pandang yang berbeda... bener banget mas Goen !
Kalau kita ga pernah bersyukur, maka yang ada hanyalah perasaan kurang..kurang..dan kurang terus.. Sehingga kita tak akan merasa bahagia.
Bukankah setiap manusia di ciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangan masing2 ?
Apa yang kurang dari kita, belum tentu bagi orang lain itu buruk, bahkan bisa jadi lebih banyak orang yang lebih kurang dari pada kita.. Jadi sepatutnya kita bersyukur dengan apa yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada kita...