Rabu, 16 September 2009

Ilusi Nyata

Namanya kotak. Bentuknya bisa bujursangkar dengan sisi panjang, lebar, dan tinggi yang berukuran sama atau persegi panjang yang memiliki ukuran berbeda. Ia terserak di mana-mana dan selalu dapat kita lihat dengan jelas. CPU computer, lemari pakaian, wadah untuk menaruh berbagai barang keperluan sehari-hari atau untuk mengirim sesuatu, rumah tanpa atap dan masih banyak lagi yang lainnya.

Selain yang berwujud fisik, ada kotak yang merupakan hasil dari ilusi. Dan karena ilusi, kotak ini tidak berwujud tetapi pengaruhnya dapat kita rasakan. Ia selalu membatasi pikiran, perasaan dan tindakan kita dengan hal-hal yang sebenarnya kita ciptakan sendiri. Kotak itu tidak hanya satu tetapi ada beberapa macam yaitu; suku, agama, ras, kekayaan, pangkat, jabatan, kepandaian atau kelompok.

Karena aku suku X dan kamu suku Y maka kamu tidak layak untuk bergaul denganku. Agamaku adalah agama yang paling baik, paling benar dan paling boleh menentukan segala kebijakan maka jika kamu beragama lain, kamu harus disingkirkan. “Ah… rasmu adalah ras yang terbelakang. Beda dengan ras yang aku punya!” “Berapa jumlah kekayaanmu? Apa pangkatmu? Apakah jabatanmu juga tinggi seperti jabatanku. Kalau ya… silahkan bergabung… kalau tidak… sebaiknya pergi saja daripada nanti malah menjadi sampah!” Aku takut bergaul denganmu… takut kalau nanti ketularan jadi orang yang bodoh. “Kelompokku itu mayoritas… jadi jangan sekali-kali membikin kelompok yang lain… karena pasti akan aku libas dan sikat habis!”

Ternyata, kotak-kotak ilusi ini sungguh sangat jahat. Ia merubah manusia menjadi tidak sederajat dan berbeda. Padahal sejak dari mula, kita hanyalah seonggok daging yang diberi nyawa dan diciptakan Tuhan dari bahan yang sama. Jadi, mengapa kita masih menggunakan kotak-kotak itu?

10 komentar:

anazkia mengatakan...

Semoga, kita termasuk kotak yang bisa di letakan apa saja dan bermanfaat untuk siapa saja. Amin...

Yunna mengatakan...

alangkah baiknya jika kotak yang membuat batas itu hilang...

rizal mengatakan...

semoga kita tidak terkotak-kotak...

eh met lebaran ya...

lina@happy family mengatakan...

Ada2nya kotak2 ini membuat kita kurang berpikir jernih

yusfita mengatakan...

zaman sekarang ini memang masih banyak ditemui pengkotak-kotakan seperti itu. semoga kita bisa lebih bijak dalam berpikir dan bertindak untuk bisa menghargai keberagaman itu.

james mengatakan...

aku pikir awalnya ini kisah tenatng ketupat tetapi bukan.
sebaiknya kita tidak boleh membatasi diri ktia dalam kotak tersebut :)

Arfi mengatakan...

kotak kotak itu membuat kita terkotak-kotak... hehehe..

dewi mengatakan...

enakan garis garis kale mas.. klo kotak kotak dah agak jadul motif nya hehehh.... loh? intinya setuju mas..gak usah ngotak ngotakin diri... membaur aja lebih asik

KangBoed mengatakan...

Kedaling rasa nu pinuh ku bangbaluh hate, urang lubarkeun, ngawengku pinuh ku nyuuh, meungpeung wanci can mustari. Taqabalallahu Minna Wa Minkum
Wilujeng Idul Fitri 1430 H, sim kuring neda dihapunten samudaya kalepatan.
Kuring neda dihapunten kana samudaya kalepatan, boh bilih aya cariosan anu matak ngarahetkeun kana manah, da sadayana oge mung saukur heureuy, manusa mah teu tiasa lumpat tina kalepatan jeung kakhilafan

KangBoed mengatakan...

Terselip khilaf dalam candaku,
Tergores luka dalam tawaku,
Terbelit pilu dalam tingkahku,
Tersinggung rasa dalam bicaraku.
Hari kemenangan telah tiba,
Semoga diampuni salah dan dosa.
Mari bersama bersihkan diri,
sucikan hati di hari Fitri.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
Taqoba lallahu minnaa wa minkum
Shiyamanaa wa shiyamakum
Minal ‘aidin wal faizin
Mohon maaf lahir dan batin
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank
I Love U fuuullllllllllllllllll