Perhelatan Piala Dunia 2010 yang berlangsung di Afrika Selatan baru saja usai. Gemerlap pesta, pekik sorak para penonton di antara bunyi ‘vuvuzela’ yang terus berdengung, perjuangan heroik tanpa kenal lelah para pemain dari berbagai negara yang masuk putaran final dengan segala aksinya, serta berbagai macam acara Nonton Bareng yang digelar di berbagai kota dan tempat dengan segala perniknya, kini sudah menjadi cerita masa lalu yang mungkin akan terus dikenang atau justru segera dilupakan.
Lalu, apa yang kita dapatkan dari semua itu? Sekedar menikmati wajah ganteng dari pesepakbola idola kita dan memelototinya ketika beraksi di lapangan, berdecak kagum melihat aksi-aksi yang spektakuler, terpana dengan keseksian yang ditunjukkan oleh beberapa suporter wanita dari beberapa negara, atau malah larut dalam kegembiraan acara nonton bareng? Ahh... jika hanya hal itu yang kita dapatkan, rasanya kok ’eman-eman’ sekali.
Sebuah pertandingan sepakbola itu ibarat episode dalam kehidupan manusia. Ada gawang yang menjadi tujuan. Bola melambangkan harapan yang harus terus diperjuangan. Dan para pemain sebagai pribadi-pribadi yang harus bisa diajak bekerjasama untuk mencapai tujuan. Sering, para pemain harus berlari kesana-kemari tanpa mengenal lelah, mengejar dan membawa bola, kadang terjatuh dan meringis kesakitan karena ada bagian tubuh yang terluka hingga berdarah-darah akibat dilukai oleh lawan, tapi mereka tidak menyerah. Mereka tetap punya semangat tinggi untuk melanjutkan pertandingan. Masing-masing pemain tidak boleh hanya mengandalkan kemampuan sendiri tetapi harus bisa bekerja sama dengan pemain yang lain. Pun tidak boleh melakukan aksi ’diving’ untuk mengecoh lawan atau wasit, dan selalu menjunjung tinggi sportivitas. Itu menjadi gambaran pribadi yang tangguh, punya semangat pantang menyerah, dan tetap teguh memperjuangan harapannya untuk mencapai tujuan. Aral melintang bukanlah hambatan yang mesti ditakuti tetapi harus ditaklukkan. Tidak bersikap egois dan menutup diri terhadap pertolongan orang lain, tidak melakukan ’jalan pintas’, serta berlaku jujur dalam mencapai tujuan.
Ada kalanya, perjuangan para pemain yang begitu heroik, tidak menghasilkan kemenangan. Hanya kekalahan yang berujung pada kekecewaan. Ini adalah hal yang wajar. Bukankah kemenangan dan kekalahan itu ibarat dua sisi mata uang yang saling bersatu? Seperti juga keberhasilan dan kegagalan dalam hidup? Kecewa, boleh-boleh saja tetapi jangan sampai larut dalam kekecewaan karena masih ada kesempatan untuk memulai lagi. Yang paling penting bisa terus belajar untuk menjadi lebih baik dari proses yang sudah dilakukan sebelumnya.
Dan, pesta memang sudah usai. Namun bagi kita, tidak akan pernah selesai selama hayat masih dikandung badan. Penuh semangat, pantang menyerah, tidak egois, jujur, terus berusaha, kiranya menjadi nilai positif yang mesti terus diperjuangkan.
Akhirnya, kita hanya bisa berusaha sebaik-baiknya tetapi semua keputusan ada di tangan Tuhan.
5 komentar:
akhirnya selesai deh, begadang usai juga selamat malam mas goen
Iya mas ,akhirnya pesta itu telah usai yg menang bukan yg diterka-terka, memang bola itu bulat ya mas, susah utk di prediksi
Aku tak ikut berpesta... tapi tak mengapa, aku tetap mengikuti beritanya kok. :D
Aku setuju Mas.. Hidup ya Pertandingan... selama masih diizinkan bernafas ya mesti disyukuri dan dijalani sebaik mungkin.......
klo piala dunia aku sih menikmati Permainannya aja...
Semangat Mas!!
Memang udai gak rame lagi, tapi kita harus tetap semangat dan giat bekerja..thx, semoga sukses selalu dan saya tunggu kunjungannya di website saya.thx salam persahabatan
Posting Komentar