Senin, 04 Mei 2009

Kegelapan

Waktu itu, kami sedang asyik nonton film di ruang perpustakaan. Tiba-tiba, terdengar suara hujan yang berjatuhan di luar sana. Deras sekali. Bukankah seharusnya bulan ini sudah memasuki musim kemarau? Mengapa masih saja turun hujan? Apakah ini salah satu akibat dari pemanasan global yang membuat musim jadi tidak menentu? Beberapa saat kemudian, listrik mati. Lampu-lampu pun padam. Dan kegelapan hadir di antara kami.

Mati listrik yang menyatu dengan kegelapan selalu saja membuat segalanya jadi kacau. Kami tidak bisa lagi menyaksikan film yang lagi seru-serunya. Seorang teman yang tengah membereskan surat-surat menghentikan aktifitasnya. Sementara teman lain yang lagi asyik membaca buku tergeragap karena sekelilingnya menghitam. Semuanya seakan menjadi lumpuh.

Beberapa saat kemudian, seorang teman berinisiatif mencari lilin. Setelah menemukannya, ia menyalakan lilin itu dan kemudian membawanya ke tengah ruangan. Nyala lilin yang berpendaran perlahan-lahan mulai mengusir kegelapan.

Kadang, sengaja maupun tidak, kita begitu akrab dengan kegelapan. Mulanya mungkin malu-malu tapi setelah kenal menjadi sayang dan begitu cinta. Kegelapan itu menjadi begitu enak dan membuai kehidupan kita. Meninabobokan kita hingga kita sulit melepaskannya kembali.

Namun kegelapan tetaplah kegelapan. Ia justru akan membuat kita menjadi lumpuh. Maka, bergegaslah mencari cahaya. Meski kerlipnya hanya setitik bagaikan nyala lilin, tapi yakinlah bahwa ia mampu menghancurkan kegelapan.

Tidak ada komentar: