Semarang kaline banjir...
Yen sumelang jo dipikir...
Semarang, kotaku tercinta, hari ini genap berusia 462 tahun. Usia yang cukup matang untuk sebuah kota. Usia dimana setiap warga diharapkan semakin handarbeni dan hanyenkuyung kotanya.
Semarang selalu identik dengan Tugu Muda dan Lawang Sewu. Tugu Muda adalah sebuah monumen pengingat Pertempuran Lima Hari di Semarang pada era perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dulu. Sedangkan Lawang Sewu adalah bangunan peninggalan Belanda yang dahulu dijadikan kantor jawatan kereta api. Sebuah bangunan yang juga menjadi saksi bisu kekejaman Jepang saat mereka menjajah kota ini.
Lawang Sewu beberapa tahun dibiarkan mangkrak dan menjadi bangunan kosong yang semakin kusam karena dindingnya banyak ditumbuhi lumut. Sementara ada beberapa bagian bangunan yang rusak dan beberapa kayunya hilang dicuri orang. Untunglah, keadaan ini tidak terus berlanjut. Mulai bulan Pebruari lalu, Lawang Sewu mulai mendapat sentuhan perbaikan. Dinding-dindingnya mulai dicat baru. Beberapa bagian yang rusak mulai diperbaiki. Dan di halaman samping tampak sebuah kereta api kecil, menghiasi dan semakin memperindah bangunan ini. Rupanya Lawang Sewu hendak difungsikan lagi sebagai kantor perusahaan kereta api seperti jaman dulu.
Demikian juga dengan Tugu Muda. Setelah taman tertata apik dengan aneka tetumbuhan baru beraneka warna, saat ini monumen ini telah dilengkapi dengan air mancur yang dapat menyembur hingga setinggi 30 meter. Pembuatan fasilitas ini memakan waktu tiga hari dan menghabiskan dana hampir Rp. 100 juta.
Keberadaan air mancur ini rupanya cukup menarik keingintahuan orang yang melihatnya. Kini, tiap sore hingga malam, banyak orang berbondong-bondong memasuki kawasan Tugu Muda. Sekedar jalan-jalan sambil merasakan siraman air yang menetes bagai embun atau bercanda ria sambil berfoto-foto dengan latar belakang Tugu Muda dan tetumbuhan di tengah taman.
Semarang, kotaku tercinta, hari ini genap berusia 462 tahun. Dan untuk menandai hal ini, di Balai Kota diselenggarakan peringatan hari jadi yang dipimpin oleh Walikota Semarang, Sukawi Sutarip. Setelah peringatan, dilaksanakan launching Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang. Hari pertama operasional, BRT hanya melayani trayek Mangkang - Penggaron dan penumpang dapat menikmatinya secara gratis tanpa perlu membayar ongkos perjalanan sebesar Rp. 3.500,-
Alat transportasi massal ini diharapkan menjadi salah satu solusi atas problem lalu lintas yang mengancam Kota Semarang sebagai kota yang tengah bergerak menjadi metropolitan. Sebagai warga perkotaan yang dinamis, masyarakat memerlukan alat transportasi umum yang nyaman dan tepat waktu. Dalam jangka panjang diharapkan bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang acapkali menjadi biang kemacetan.
Selamat Hari Jadi kota tercinta. Semoga program SEMARANG BERGANDENG TANGAN yang sudah dicanangkan, semakin menciptakan iklim bermasyarakat yang kokoh menggalang rasa solidaritas, semakin mengembangkan kepedulian dan sekaligus menumbuhkan rasa persaudaraan antar sesama warga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar