Kebosanan itu seringkali muncul tatkala menyaksikan tayangan infotainment yang marak di berbagai stasiun televisi. Selalu saja masalah perceraian hadir dan menjadi bumbu berita. Si A memutuskan bercerai dengan si X setelah berumahtangga hampir 10 tahun karena hadirnya orang ketiga. Si B terpaksa merelakan pernikahannya kandas karena merasa sudah tidak ada lagi kecocokan. “Mungkin ini sudah menjadi kehendak yang di Atas,” ujar si C dengan muka pasrah ketika diberondong pertanyaan wartawan mengenai kabar perceraiannya dengan dengan si Y.
Apakah benar alasan-alasan semacam itu yang menyebabkan pernikahan bisa berujung pada perceraian? Bukankah pernikahan adalah persatuan antara dua orang yang sama sekali berbeda dan dipenuhi aneka ketidakcocokan untuk menjalin kehidupan bersama yang saling selaras, melengkapi dan mendukung satu sama lain? Benarkah bahwa perceraian adalah kehendak Tuhan? Ah, betapa bodohnya pertanyaan semacam itu sebab Tuhan tidak akan pernah menyetujui perpisahan dari apa yang sudah dipersatukannya karena hal itu berlaku seumur hidup dan hanya bisa diceraikan oleh kematian. Jadi, yang sebenarnya adalah: perceraian timbul karena keegoisan manusia.
Merenung-renung akan hal itu, aku jadi teringat sebuah film yang beberapa hari lalu aku tonton. Judulnya FIREPROOF. Dikisahkan kehidupan rumah tangga Caleb dan Catherine yang tengah goyah. Selalu timbul percekcokan akibat masing-masing pihak ingin menang sendiri, tidak pernah mau mengalah, tidak mau dipersalahkan, ingin lebih dihargai dan merasa lebih berhak mengatur yang lain. Keduanya memang kebetulan sama-sama sibuk. Caleb bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran, sementara Catherine adalah humas di sebuah rumah sakit swasta. Karena pertengkaran yang hampir terjadi tiap hari, Caleb dan Catherine sampai pada sebuah keputusan untuk mengakhiri perkawinan mereka yang sudah berjalan selama 7 tahun.
Sebelum benar-benar memutuskan bercerai, Caleb menelpon ayahnya untuk mendiskusikan hal tersebut. Setelah telpon itu, sang ayah segera berkunjung ke rumah Caleb. Ia datang bersama istrinya, ibu Caleb. Rupanya, kehadiran sang ibu tidak diharapkan oleh Caleb karena menurutnya, ibunya lebih memihak Catherine. Ia lebih memilih mendiskusikan permasalahan perkawinannya dengan sang ayah. Lewat pembicaraan yang intens, sang ayah akhirnya menyetujui apa yang akan diputuskan oleh Caleb dengan syarat ia harus terlebih dahulu melakukan apa yang dinamakan ‘Tantangan Cinta’ selama 40 hari dan tidak boleh memberitahukan hal itu pada siapapun termasuk Catherine. Awalnya, Caleb tidak setuju mendengar usul ini tapi karena hormat baktinya pada sang ayah, ia berjanji akan melakukannya.
40 hari Tantangan Cinta ternyata memang sungguh sebuah tantangan yang berat bagi Caleb karena ia harus mulai merubah segala perilaku dan tindakannya. Mampu menahan emosi saat kemarahan yang meluap-luap, mulai memperhatikan dan menghargai istrinya, tidak bersikap egois dan mau mengalah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang selama ini diacuhkannya, hingga kesempatan untuk mempelajari kembali istrinya sebagai pribadi yang unik. Dan semua itu semakin terasa begitu berat saat Catherine mengacuhkan segala hal yang sudah dilakukannya. Catherine malah termakan omongan teman sekantornya bahwa apa yang dilakukan oleh Caleb hanyalah sebuah usaha untuk mendapatkan bagian harta gono-gini jika mereka jadi bercerai. Lebih-lebih lagi Catherine juga sudah mulai ‘melirik’ pria idaman lain, seorang dokter di kantornya.
Kecewa, jatuh bangun, putus asa, hingga keinginan untuk segera mengakhiri tantangan itu mewarnai hari-hari Caleb. Ia merasa sudah berusaha sekuat daya tetapi semuanya tidak kunjung berubah. Untunglah, disaat-saat kritis, sang ayah senantiasa memberi dukungan dan menyuruh Caleb agar jangan menyerah. Ia mengajak putranya untuk berpasrah dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan.
Pungkas cerita berakhir dengan kebahagiaan. Catherine kembali pada Caleb. Ia terharu atas segala usaha yang sudah dilakukan suaminya. Mereka kemudian saling memaafkan dan berjanji untuk kembali mencintai dengan tulus satu dengan yang lain sambil membuang keegoisan di hati masing-masing.
14 komentar:
pertamaxxx kah?!??!
wahhh mesti bilang apaa iia?!?!? blm ngerasain sii.. paling2 sering liad di tipi2.. aneh iia klu banyak kejadian serupa yang terjadi hanya karena seuprit alasan remeh temeh... :(
terimakasii kunjungan berikut doa nya kang :)
fire proff disini adalah ktia harus tahan terhadap segala api(masalah ) kehidupan yang ada ;D
Review film nih Mas..? Makasih deh.., bagus reviewnya..
Lain kali review film yg laen juga ya ? Soalnya aku ga telaten nonton film sih... hehehe
kayaknya perlu ditonton nih, nyari dulu di EZY sekalian nambah pengetahuan. soalnya aku suka juga nonton.
Sebuah kisah yang patut jadi pelajaran...jd pengen nonton..memang menyatakan cinta itu mudah tapi menjalaninya butuh konsekuensi..salam persahabatan..
Banyak ilmu neh sering berkungjung ke blog ini.. postingan-nya keren abis bro.. salam kenal y?
wah binggung nie mau ninggalin pesen di mana terpaksa dagh di sini tanks atas kujungan sukses bos
percerain itu bukan kehendak ALLAH, karen ALLAH sangat membenci orang yang bercerai, jadi ya klo perceraian itu karan manusianya sendiri.emmmm....jangan sampai ya kita klo dah punya keluarga sampe bercerai, na'udzubillah ^_^
Iklan Gratis
Nice story bro.....
Cinta bukan benda mati yang selalu statis keadaannya.
Cinta adalah sesuatu yang meski dihidupkan , dipupuk , dirawat setiap saat.
rada risih juga ya liat artis bolak-balik kawin-cerai. padahal itu perbuatan yang dibenci Tuhan. ckck.
Aku juga sudah nonton film nya Mas... inspiratif. Seorang ayah yang dengan sabar mengajari anaknya tentang 40 tantangan cinta. Seorang ayah yang dengan sabar mengajari anaknya untuk mengenal Tuhan...
Nice post mas Goen...
jangan sampai lah ngalamin perceraian dalam hidup ini... coz aq juga kepengen nikah skali doang mas... itu juga belum nemu hiihiihi..nice story, film bagus .. kudu di tonton tuh
perlukah ada 'pernyataan' akan cinta?!??!
makasih ya kunjungan baliknya :D
Posting Komentar