Jumat, 14 Agustus 2009

Namaku...

Namaku Nana Ikhwan Maulana. Tapi orang-orang sering memanggilku dengan Nana saja. Aku adalah pelaku bom bunuh diri di hotel The Ritz Carlton, jumat, 17 Juli lalu. Terus terang, saat melakukan pekerjaan itu, aku merasa amat bangga meski harus merelakan nyawaku lenyap dan tubuhku tercerai-berai tidak karuan. Aku bahagia karena aku berhasil mempraktekkan ajaran jihad yang selama ini telah aku pelajari dengan penuh kesungguhan. Aku senang karena bisa membalas orang-orang asing yang telah terlebih dahulu mencerai-beraikan dan menganiaya kaumku.

Namun entah mengapa, beberapa hari setelah kematianku, aku merasa kosong, hampa dan tumbuh penyesalan yang kian hari semakin menjadi-jadi. Terlebih saat melihat tubuh-tubuh bergelimpangan tanpa nyawa, hancur, terkena bom yang aku ledakkan. Oh… mereka justru orang-orang yang tidak aku harapkan. Saudara-saudaraku yang tidak tahu apa-apa, yang malah menanggung sengsara akibat perbuatanku.

Hatiku pedih. Hatiku seperti tersayat-sayat. Ternyata keyakinanku adalah ajaran sesat. Ajaran yang justru membuatku menjauh dari rasa kemanusiaanku. Aku malah berubah menjadi monster haus darah yang siap membunuh siapapun tanpa kecuali.

Kini, di saat hatiku semakin hancur, aku teringat petuah-petuah kebaikan yang dahulu pernah diucapkan oleh orangtuaku, juga guru agamaku di kampung. Manusia itu sejatinya diciptakan sama dan sederajat. Tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Tiap-tiap manusia mesti saling tolong-menolong, hormat-menghormati dan bisa menjaga diri satu sama lain. Agama yang ada hanyalah sarana sebab semuanya mengajarkan kebaikan yang bersumber dariNya. Tidak ada yang lebih sempurna, tidak ada yang harus merasa lebih baik hingga boleh melecehkan atau bertindak sewenang-wenang menindas agama yang lain. Kita mesti menerima perbedaan yang ada dengan ketulusan, keikhlasan dan semangat saling mengasihi. Sebab perbedaan diciptakan dengan maksud untuk saling melengkapi, saling menyempurnakan. Seperti halnya manusia yang hidup dari berbagai macam organ yang berbeda dengan fungsi masing-masing. Seperti indahnya sebuah taman yang terangkai dari banyak tetumbuhan dan ornamen lainnya.

Semakin mengingat semua itu, jiwaku semakin kosong. Benar kata pepatah, penyesalan selalu datang terlambat. Dan aku tahu, semua itu sudah tidak ada gunanya lagi. Kini, aku hanya bisa meminta maaf atas segala perbuatanku. Terhadap para korban yang sudah sama-sama kehilangan nyawa. Terhadap keluarga yang sudah ditinggalkan. Terhadap orangtuaku, sanak-saudara dan sahabat-sahabatku di kampung. Aku tahu, kalian pasti tidak akan menyangka aku bisa melakukan perbuatan sekeji itu, tapi inilah kenyataannya. Aku hanya terus berharap semoga kalian tetap mau menerima jasadku dengan baik untuk dikuburkan di tanah kelahiranku. Terakhir, untuk teman-temanku yang masih belum tertangkap dan terus menebar teror, sadarlah… apa yang kalian lakukan adalah perbuatan yang salah, yang justru akan menyengsarakan banyak orang. Menyerahlah sebelum semuanya terlambat.

Aku, yang terpasung dalam api akibat dosa-dosaku, Nana Ikhwan Maulana atau orang-orang lebih suka memanggilku dengan Nana saja.

(Turut bersimpati untuk Sdr. Nana Ikhwan Maulana, seseorang yang baik di mata orangtua, sanak-saudara dan para sahabatnya di kampung, yang harus menjadi korban akibat ‘keyakinannya’ yang salah. Semoga Tuhan mengampuni segala dosanya)

9 komentar:

Lata mengatakan...

ooo namanya mas nana yah?!? salam kenal deehh mas :)

Fanda mengatakan...

Betul mas, aku jg bersimpati pada para pemuda yg tergelincir jalannya dalam mencari kebenaran hidup. Memang itulah kepandaian jaringan teroris itu, merekrut pemuda2 yg bermasalah pribadi dan yg imannya belum kuat sehingga gampang disusupi dan disetir ke jalan yg keliru. Kurasa ini menyadarkan ortu utk lebih waspada terhdp kondisi seperti ini.

Yudie mengatakan...

Pengawasan dari ortu sangat diperlukan. Memang gak perlu overprotective seh..tapi paling tidak ortu harus tahu sama siapa anak-anaknya bergaul...

irvan mengatakan...

waduh bingung kalo ngomongin masalah ginian, kata kita salah kata mereka bener, pake alasan agama juga, malah ada oran yang ahli agama dukung mereka, jadi gimana dong ?
Kata kita teroris kata mereka jihad. huh mudah2an ga ada lagi deh.

Unknown mengatakan...

keren nih blo,tukeran link yo?

Rachel mengatakan...

Penyesalan akhir tiada guna.
Maaf ... saya tak bisa memaafkan perbuatanmu. Biarlah Tuhan yang menilaimu dialam sana.
Salam

reni mengatakan...

Betapa hebatnya orang-2 yg mampu mempengaruhi orang lain sedemikian rupa sehingga mereka menurut saja disuruh berbuat apa saja... bahkan membunuh orang lain sekalipun..
Sayang sekali banyak Nana - Nana lainnya yang sebetulnya tak tahu apa-2 menjadi 'korban'nya...

Forex Trading Software mengatakan...

untuk hal ini dituntut kekiritpintar2 memilah2 komunitas yang diikuti ..
saat ini antara yang benar dan yang sepertinya benar itu sudah campur rancu ..

jadi waspadalah ..

Expert Advisor

Moon Lie mengatakan...

Sangat disayangkan, pemuda baik yang potensial memajukan bangsa dibelokkan sehingga dikenang sebagai seorang teroris ....