Suatu ketika, terjadi perbincangan yang seru antara Jempol, Telunjuk dan Jari Manis. Mereka saling berdebat, siapakah yang paling berguna dan paling tinggi martabatnya di antara mereka. Sementara itu Kelingking dan Jari Tengah hanya berdiam diri.
“Di antara kita, pasti akulah yang paling dibutuhkan,” ujar Jempol dengan jumawa. “Aku sering dipakai untuk menunjukkan hal-hal yang bagus, baik dan benar. Aku juga bisa membuat orang menjadi senang dan merasa dibutuhkan,” terangnya lebih lanjut.
“Eeeeeee… tunggu dulu, Mpol. Jangan salah….. Aku juga bisa kalau hanya membuat orang jadi senang. Coba bayangkan bagaimana jadinya dunia bila tanpa aku, pasti semuanya akan berjalan tanpa arah. Semua bisa dianggap benar atau sebaliknya. Nah, disinilah arti keberadaanku, untuk menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah. “ kata Telunjuk tidak mau kalah.
“Pikiran kalian sungguh keliru… “ ucap Jari Manis. “Lihatlah dirimu Mpol, selain menunjukkan hal yang bagus, engkau seringkali juga dipakai untuk merendahkan atau menghina orang lain. Sedangkan kamu, Njuk. Memang kuakui, tanpamu tidak ada yang bisa memberikan petunjuk secara jelas, tapi coba kau ingat-ingat… bukankah engkau juga sering dipakai untuk ‘menuding’ pihak lain, mempersalahkan mereka dan membuat mereka jadi terluka. Jadi sebenarnya… nilai kalian lebih rendah jika dibandingkan dengan diriku. Aku selalu dipakai sebagai tempat untuk menaruh cincin, lambang ikatan suci pernikahan di hadapan Tuhan. Bukankah itu menandakan bahwa aku sungguh mulia?” terang Jari Manis penuh kesombongan.
“Kenapa kalian ini? Mengapa harus saling berdebat dan menonjolkan diri? Bukankah kita adalah saudara yang mestinya harus saling mendukung?” kata Kelingking mencoba melerai pertikaian itu.
“Ah… si tidak berguna akhirnya buka suara juga,” ejek Jempol pada Kelingking.
“Iya… ngapain sih si Keling ini. Udah bener nggak ikutan. Eh… malah sekarang ngasih nasehat segala. Sudahlah Keling, sebaiknya diam saja… ini perbincangan di antara kami. Kamu cukup menonton dan memberi jawab kalau ditanya. Toh, keberadaanmu juga tidak memberi manfaat bagi siapa pun,” tambah Jari Manis.
“Aku memang tidak seperti kalian. Namun coba kalian pikir, bukankah tanpa kehadiranku, kalian tidak bisa dikatakan sempurna?” tanya Kelingking.
Jari Tengah yang mendengarkan semua percakapan itu berdehem dengan suara keras. Semua serentak melihat ke arahnya. “Mengapa kalian mesti meributkan semua hal ini? Bukankah benar kata Kelingking bahwa kita ini saudara?” ucap Jari Tengah tegas. “Masing-masing dari kita diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setiap pribadi memiliki ciri khas dan memberi manfaat bagi yang lainnya. Walau tidak tampak dan kelihatan sederhana tetapi setiap pribadi harus dihargai dan diakui keberadaannya. Oleh karena itu, kita mesti saling membantu dan melengkapi satu sama lain. Jangan sombong karena merasa memiliki kemampuan lebih. Itu semua tidak akan ada gunanya bila tidak diamalkan untuk kebaikan pribadi yang lain. Jadi, jika kalian ingin menjadi yang terutama dan yang terbesar, pertama-tama yang mesti kalian lakukan adalah kesediaan untuk melayani yang lainnya.” jelas Jari Tengah panjang lebar.
Jempol, Telunjuk dan Jari Manis saling pandang satu sama lain. Kemudian mereka tertunduk, malu.
12 komentar:
Bener banget Mas Goen... sebuah nasihat dan pembelajaran yang bagus. Kita ini memang bukan siapa-siapa... hendaknya kita ber-introspeksi sebelum menonjolkan kelebihan kita dan menunjuk kekurangan orang lain...
sangat inspiratif mas...
salam sobat
manusia masih hidup selalu kurang merasa puas,,,pingin jadi yang,ter,,,,segalanya ya,,,,?
tetapi untuk tujuan positif sih,,,ngga apa-apa sobat.
Yup ... semua harus saling menghargai dan bekerja sama.
nice sharing
kukasih 2 jempol wis buat postingnya.. hehehe..
nasihat yang bagus...
sip... ide cerita yang oke... kebersamaan
Sangat cocok dipakai untuk membangun Team.
Nice Post, Bro
acungkan ke-empat jempolmu......
bener,,bener,,sudah jelas semuanya berada dalam satu tempat dan saling berkaitan, jelas tidak mungkin mengatakan yang mana yang terbaik. semuanya sama kok.
Memang mas, tiap orang diciptakan dengan suatu maksud oleh Tuhan. Maka janganlah kita merasa lebih ataupun kurang dari yang lain.
"Jadi, jika kalian ingin menjadi yang terutama dan yang terbesar, pertama-tama yang mesti kalian lakukan adalah kesediaan untuk melayani yang lainnya."
Seperti kutipan GOD di bukuNya.
Nice posting mas....Maaf baru bisa mampir dan komen-komen sekarang. hehe
bnr banget ..saya setuju dgn artikel ini...
manusia tidak akan pernah puas
Posting Komentar