Senin, 19 Juli 2010

Salah Siapa?

Miris. Itulah yang kurasakan setiap kali bertemu dan melihat apa yang terjadi dalam keluarga itu. Si anak yang tidak mau menurut kata-kata sang ibu. Bahkan berulangkali membalas dengan kata-kata yang ’tidak pantas’ untuk melawan ibunya. Si ibu yang tidak sabaran dan memekik tinggi saat memanggil anak-anaknya. Sang adik yang mulai belajar bandel seperti kakaknya. Pertengkaran kakak-adik yang dipenuhi dengan kata-kata kasar dan berakhir dengan tangisan sang adik. Juga sang ibu yang kelihatan sekali ’kurang’ menghormati suaminya.

Lewat percakapan ’terpaksa’ dengan sang ibu (terpaksa karena pada saat itu tiba-tiba saja sang ibu mengajakku ngobrol dan curhat tentang kehidupannya padahal aku sedang bertugas di perpustakaan), aku mempunyai sedikit gambaran mengapa semua itu bisa terjadi. Menurutnya, suaminya adalah sosok yang lemah dan kurang bertanggung jawab. Berulangkali ia hanya diam ketika didesak untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sedangkan terhadap anak-anaknya sendiri, ia sering mengumbar kata-kata kasar dan melakukan tindakan fisik untuk mengatasi kenakalan anak-anaknya.

Pertanyaan yang kemudian muncul, salahkah bila semua itu akhirnya terjadi? Bukankah sebenarnya orangtua turut andil dalam hal ini? Karena mereka tanpa sadar telah memberikan contoh yang tidak baik, entah lewat kata-kata atau perbuatan yang mereka lakukan.

Ah... apa yang terjadi dalam keluarga mereka, menjadi cermin bagiku. Sebuah keluarga memang harus dibangun dari pondasi kasih. Saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Mau mengalah demi kebaikan. Dan selalu berhati-hati terhadap setiap kata yang terucap dan tindakan yang dilakukan karena hal itu bisa menjadi contoh bagi anak-anak.

Bagaimana menurut sobat?

9 komentar:

non inge mengatakan...

anak2 tak pernah salah, karena sampai waktunya nanti mereka hanya gambaran orang tua
sedang orang tuanya pun pernah menjadi anak2...
tetapi rantai itu bs berakhir jika berhenti saling menyalahkan dan mulai merubah diri... terutama diri sendiri...
bukankah kunci utama dalam hubungan adalah kasih dan komunikasi...

semoga keluarga kita selalu terjaga dalam kasih

have a nice day Om...

Lily Simangunsong mengatakan...

Kenakan lah kasih hanya itu...
Kasih menjadi dasar dari segalanya karna Tuhan itu kasih... ;D

Arif Chasan mengatakan...

maka, bagi yang keluarganya "baik2 saja" besyukurlah,,,, ^^

- mengatakan...

Benar, Pak. Anak-anak belajar dengan meniru orang terdekatnya.

catatan kecilku mengatakan...

Aku setuju sekali dg kalimat penutupnya.. karena inti semuanya sudah terangkum disana.
Mantap Mas..

Unknown mengatakan...

aku setuju banget dengan komentar inge.. Anak selalu meniru apa yang diajarkan ortu kepadanya. Ortunya teriak, maka dia akan teriak.. Ortunya ngomong jelek, anaknya juga pasti ngomong jelek..
Memang kita harus berubah mulai dari diri kita sendiri.. Ajarkan yg baik2 aja pada anak, agar dia nantinya juga mendidik cucu2 kita dengan segala kebaikan.. :)

Winny Widyawati mengatakan...

Saya sering melihat, orang tua yg biasa santun sama lain dalam keluarganya, anaknya pun ikut santun pula, kecuali ada kondisi luar biasa di luar lingkungan rumahnya :)

Gamer_GPM mengatakan...

keluarga adalah orang paling dekat dengan kita
rasa saling mengalah dan menghargai harus ditanamkan oleh orang tua pada anak sejak kecil..

-Gek- mengatakan...

salah orang tua.
Karena anak-anak tidak pernah minta untuk dilahirkan.

Ingat.. Anak itu titipan Tuhan!

Jadi, kalau orang tua sudah siap memiliki seorang anak, mereka harus sudah siap menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka.