Namanya Frenzy. Ia adalah satu-satunya anjing herder yang di ada di gerejaku. Badannya besar dan wajahnya sangar. Siapa pun yang pertama kali melihatnya pasti akan merasa takut. Tapi siapa sangka, Frenzy adalah anjing yang ramah. Ia gampang dekat dengan siapa saja. Gonggongannya pun jarang sekali terdengar. Tak salah kalau akhirnya kami menyebut Frenzy: berwajah seram tetapi berhati malaikat.
Bagaimana dengan kehidupan manusia? Sama saja. Wajah dan penampilan sering tidak mencerminkan pribadi yang sesungguhnya. Siapa nyana orang yang wajahnya garang bin galak ternyata berhati lembut. Dan siapa pula menyangka si dia yang berwajah lembut nan manis dan penampilannya menarik, ternyata gemar sekali berkata-kata kasar, berbohong dan seabreg hal negatif yang lain.
Kadang, kita juga terlalu cepat memberikan penilaian kepada orang lain. Yang galak-lah, angkuh-lah, enggak baik-lah. Tapi, setelah kita makin kenal dan makin dekat, baru kita tahu, ternyata penilaian kita selama ini: SALAH!
Jadi, kita harus selalu bersikap jujur. Tidak berpura-pura atau memoles penampilan sedemikian rupa demi maksud-maksud tertentu (yang hanya menguntungkan diri sendiri). Pun, jangan buru-buru memberikan penilaian (yang tidak baik) kepada orang lain kalau kita belum mengenalnya. Setuju?
7 komentar:
setujuuuuu ^^
menjadi diri sendiri dan nggak mudah menilai orang lain sebelum kita tau sebenar2nya ^^
menilai seseorang emng ga bisa dari fisik dn penampilan donk mas,contohnya saya nih.. kayak frenzy, org yg ga kenal baik dengan aku dikiranya aku ini orgnya sangar, judes.. padahal sesungguhnya aku ini baik hati lho..hehehe
Siipp Mas, memang yang isi itu biasanya ada didalam... he
Mungkin lebih baek elalu berbaiksangka.. ;-)
Anak SMP lom Mudeng Neh....
SEtuju. Untuk menilai seseorang tidak bisa sbntr saja, itu semua butuh proses..
Seperti pepatah..
"Don't judge book from its cover.."
Posting Komentar