Pagi hari biasanya kita bangun jam berapa? Jam 4,5,6,7 atau malah jam 8. Apa yang kemudian kita lakukan? Leyeh-leyeh sebentar di tempat tidur atau segera beranjak bangun? Berdoa dulu atau tidak? Mandi atau makan terlebih dahulu? Setelah itu biasanya apa? Baca koran, nonton tv sembari nyeruput secangkir kopi. Istirahat sejenak kemudian bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.
Setiba di kantor, biasanya apa yang kita lakukan pertama kali? Memeriksa arsip-arsip, nyantai dan ngobrol dengan rekan-rekan atau langsung bekerja? Kemudian saat jam istirahat, pergi ke warung langganan kita yang ada di depan kantor atau di kantor saja karena sudah membawa bekal sendiri dari rumah agar lebih ngirit? Jam 16.00 atau jam 16.30 pulang dari kantor?
Sampai di rumah, makan, mandi kemudian bercengkerama dengan anak istri sambil nonton acara sinetron dan berita? Jam 22.00 kita kembali beranjak tidur? Begitu seterusnya dari waktu ke waktu.
Hidup manusia memang hanyalah rangkaian kebiasaan. Kebiasaan yang dibentuk melalui faktor dari dalam (intern) maupun faktor dari luar (ekstern). Faktor dari luar biasanya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar di mana manusia itu hidup baik melalui orang-orang terdekat (orangtua, istri, suami, anak-anak) maupun pribadi-pribadi lain yang hadir dalam perjumpaan sehari-hari. Sedangkan faktor intern adalah kepribadian, sifat-sifat dasar yang dimiliki manusia yang sudah dikaruniakan oleh Tuhan.
Ada dua jenis kebiasaan yang saling bertolak belakang. Kebiasaan baik dan kebiasaan buruk. Kebiasaan baik akan memberi manfaat dan kebahagiaan bagi orang yang melakukannya sedangkan kebiasaan buruk akan membawa efek negatif, langsung-tidak langsung, kecil-besar, untuk orang yang memilih melakukannya.
Pertanyaannya, bagaimana manusia harus memilah kebiasaan itu? Mana kebiasaan yang baik, yang harus dilakukan dan mana yang buruk, yang harus dijauhi? Dari sononya, manusia sudah dikaruniai akal dan pikiran oleh Tuhan. Akal dan pikiran ini harus digunakan dengan sebaik-baiknya demi kebahagiaan diri sendiri dan juga orang lain. Dengan akal dan pikiran manusia akan bisa menilai, menimbang baik buruk suatu kebiasaan. Kebiasaan baik akan terus dipupuk, dirawat dan dilakukan serta diusahakan untuk terus ditambah. Sedangkan kebiasaan buruk dihilangkan.
Memang tidak akan mudah. Baik untuk memulai suatu kebiasaan yang baik atau menghilangkan kebiasaan buruk yang sudah bertahun-tahun dilakukan. Banyak godaan yang akan hadir. Tapi percaya deh, asal ada niat, kemauan yang kuat serta kesadaran akan kebiasaan tersebut semuanya pasti akan dapat dilakukan. Dan yang pasti jika hari ini gagal, kali lain kita akan tetap terus berusaha hingga berhasil.
Marilah kita berlomba-lomba melakukan kebiasaan yang baik. Tidak usah mulai dari hal-hal yang spektakuler tapi mulailah dari hal-hal sederhana, kecil dan kelihatannya remeh. Membiasakan diri berpamitan ketika berangkat kantor atau sekolah. Membiasakan diri bersikap ramah, menyapa dan memberi senyum dengan orang-orang yang kita jumpai dalam perjalanan. Itu beberapa contohnya. Nah, segeralah biasakan diri dengan hal-hal yang baik...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar