Senin, 10 November 2008

Kebiasaan

Suatu ketika saat aku masih kecil, aku terdorong untuk melakukan sesuatu. Sesuatu yang saat itu begitu merangsang keingintahuanku untuk melakukannya. Satu kali, dua kali, tiga kali… empat kali dan akhirnya aku terus melakukannya. Entah sampai hari berapa kali sesuatu itu aku lakukan. Ratusan atau bahkan ribuan kali, aku sudah tidak dapat menghitungnya bahkan mengingatnya. Ketika saat ini aku memikirkannya lagi, apakah sesuatu ini menguntungkan bagiku? Apakah sesuatu ini memperkembangkan kehidupanku? Ternyata jawabnya tidak sama sekali! Sesuatu ini kini telah menjelma menjadi kebiasaan buruk yang begitu sukar aku hilangkan. Sesuatu ini telah menggerogoti jiwaku, perlahan namun pasti. Enak memang kelihatannya namun ternyata aku tidak mendapatkan apa-apa. Ketika rasa enak itu hilang, nikmat sesaat telah lenyap, timbul penyesalan dan rasa berdosa dalam diriku. Dan ujung-ujungnya, tumbuh keinginan untuk menghapus hal ini. Namun sekali lagi (bahkan berulangkali), ketika niat untuk menghapusnya begitu kuat, di sisi lain ia juga tak kalah kuatnya menarikku untuk melakukannya lagi.

Kadang aku berpikir, apakah niatku hanya ada dalam pikiranku? Apakah di balik niat untuk menghentikannya, justru pikiran bawah sadarku menuntunku untuk terus melakukannya? Apakah aku benar-benar dapat menghapus kebiasaan ini? Tentu semuanya tergantung pada diriku sendiri. Sama halnya ketika pertama kali kebiasaan ini aku lakukan. Aku harus menghentikannya! Dan jika ini memang kebiasaan yang buruk, aku harus bisa menggantikannya dengan kebiasaan yang lebih baik.

Dan ketika aku merenung lebih dalam lagi, ternyata ada beberapa hal yang harus aku lakukan untuk mulai menghapus kebiasaan ini, yaitu:

1. Menyadari bahwa kebiasaan yang aku lakukan ini adalah kebiasaan yang buruk. Kebiasaan yang tidak memberi keuntungan apa-apa bagiku. Kebiasaan yang jika aku terus melakukannya membawa dampak yang tidak baik untuk perkembangan jiwaku.
2. Menumbuhkan niat dan dari hari ke hari semakin memperkuat niat tersebut untuk menghapus kebiasaan ini. Ketika kebiasaan ini mulai menyergap batinku, merasuki pikiranku, mendorong tangan dan kakiku untuk melakukannya, aku harus mengokohkan niat untuk menghentikannya. Stop! Tidak! Berhenti!
3. Menjauhi situasi, kondisi dan keadaan yang memperkembangkan kebiasaan itu. Kadang memang seringkali aku yang menciptakan situasi dimana kebiasaan itu akan berkembang. Aku sendiri yang mencari-cari alasan agar kebiasaan itu dapat terus aku lakukan. Mulai saat ini aku tidak boleh mencoba-coba lagi untuk mengundang situasi ini. Aku harus menghindarinya. Aku harus menghentikannya.
4. Mengganti dengan kebiasaan yang lebih baik. Ketika kebiasaan yang buruk itu muncul dan mulai mengganggu pikiranku, aku harus bisa mengalihkannya dan membawa energi serta semangat untuk melakukan hal yang lebih baik. Hal yang memberi manfaat untuk kehidupanku.
5. Dan di atas semuanya itu aku hanya bisa memasrahkan semuanya kepada Yang Di Atas. Aku hanya bisa berdoa dan mohon kekuatan untuk melaksanakan niat untuk menghapus kebiasaan buruk ini. Karena jika aku hanya bersandar pada kekuatanku sendiri, aku tidak mampu. Aku justru malah sering jatuh dan jatuh lagi.

Tuhan, aku bersyukur karena malam ini aku ada di hadapanMu,
Aku bersyukur karena Engkau masih memberi kesempatan bagiku untuk bersimpuh di bawah kakiMu.
Aku sadar aku manusia yang lemah.
Aku penuh dosa dan selalu menyakiti Engkau dengan kebiasaan burukku.

Tuhan,
Malam ini aku ingin memohon kekuatan, memohon peneguhan untuk niatku,
Agar aku mampu menghapus kebiasaan buruk ini,
Agar aku mampu menggantikannya dengan kebiasaan yang lebih baik

Tuhan,
Aku berserah kepadaMu
Amin.

Tidak ada komentar: