Namanya Amat Sura Dipayana tapi orang-orang lebih sering memanggilnya Mat Gentong. Asalnya dari desa. Berbekal keinginan dan hasrat pingin jadi orang kaya, ia nekat berangkat ke kota. Dan, berkat keuletan dan perjuangannya yang tidak kenal lelah, akhirnya ia berhasil mewujudkan impiannya. Ia kini punya usaha yang maju pesat. Rumahnya besar dan megah bagaikan istana. Mobilnya ada 5, tersimpan dengan rapi di garasinya yang cukup luas. Dan pembantu di rumahnya pun jumlahnya lusinan.
Namun rupanya, semua kekayaan itu telah merubah kepribadian Mat Gentong. Ia yang dulunya dikenal sebagai pria ramah kini telah berubah menjadi orang yang kelewat sombong. Ia tidak mau lagi kumpul-kumpul dengan para tetangga di lingkungan rumahnya. Ia hanya mau kenal dengan orang-orang kaya dan para pejabat tinggi yang dirasanya dapat melancarkan usahanya.
Ada satu obsesi yang kini selalu merasuki pikiran Mat Gentong. Ia pingin sekali menjadi anggota DPR. Kebetulan pertengahan tahun depan, akan ada Pemilihan Umum untuk memilih wakil-wakil rakyat. Dan untuk memenuhi ambisinya, Mat Gentong mulai kasak-kusuk mencari partai.
Setelah mendapatkan partai yang cocok, Mat Gentong segera mengajukan diri untuk menjadi calon legislatif. Dan segera sesudahnya, ia mulai mengatur strategi agar impiannya menjadi anggota legislatif dapat terwujud. Mula-mula ia menjual seluruh mobilnya dan menggadaikan rumahnya sebagai modal. Kemudian mulai membuat kaos, selebaran, spanduk dan baliho berukuran super besar yang memuat gambar dirinya. Tak puas dengan itu, Mat Gentong juga mulai kumpul-kumpul lagi dengan para tetangganya. Pura-pura menaruh perhatian dengan menggelontorkan banyak uang untuk pembangunan ’ini dan itu’.
Pas musim kampanye tiba, Mat Gentong kelihatan sibuk banget. Siang malam ia mengadakan rapat dengan orang-orang kepercayaannya. Ia pun tak segan-segan memberikan uang kepada setiap orang yang mau memberikan dukungan kepadanya. Mat Gentong juga mulai sering obral janji. Kalau nanti dirinya terpilih sebagai wakil rakyat, ia berjanji akan memperjuangkan pendidikan dan pengobatan gratis bagi rakyat miskin. Ia juga berjanji akan membuka banyak lapangan kerja agar angka pengangguran di negeri ini segera berkurang. Dan ia juga berjanji untuk lebih memperhatikan para petani, nelayan dan para pengusaha kecil agar kesejahteraan hidup mereka semakin meningkat.
Akhirnya, Mat Gentong menjadi anggota DPR. Ia berhasil mendapatkan kursi empuk yang sangat diidam-idamkannya. Namun akibat empuknya kursi yang kini didudukinya, ia menjadi terlena. Ia tidak ingat lagi dengan serangkaian janji yang pernah diucapkannya. Ia malah sibuk mengumpulkan kekayaan agar modalnya bisa balik. Tak segan-segan ia meminta komisi dalam jumlah besar bagi siapa saja yang datang kepadanya untuk persetujuan proyek. Selain itu, Mat Gentong juga mulai melakukan korupsi.
Suatu malam hujan turun begitu deras. Mat Gentong sedang dalam perjalanan menuju ke rumah mengendarai sedan mewah yang barusan dibelinya. Pada suatu kelokan yang agak gelap, tiba-tiba ia berpapasan dengan truk pengangkut pasir. Karena kaget dan kecepatan mobil yang begitu tinggi, Mat Gentong tidak sempat menghindar. Akhirnya kecelakaan itupun terjadi. Sedan Mat Gentong ringsek tidak berbentuk. Mat Gentong pun langsung tewas di tempat. Segera orang-orang berdatangan. Mereka berusaha mengeluarkan Mat Gentong dari mobil sedan itu. Setelah berhasil, Mat Gentong digeletakkan di jalanan, ditutupi selembar kertas koran bekas yang barusan didapat dari tempat sampah.
Ternyata sedan mewah Mat Gentong tidak dapat menyelamatkan nyawanya. Pun dengan segala kekayaan yang dimilikinya tidak dibawanya serta ketika ia mati. Tragis!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar