Blog ini adalah blog pribadi untuk menuliskan informasi, keluh kesah, pemikiran, cerita, harapan dan cita-cita. Semua boleh berpartisipasi baik komentar, kritik, maupun saran yang membangun demi kebaikan kita bersama
Jumat, 17 April 2009
Kisruh Adventure
Dalam bahasa Indonesia, kata ’kisruh’ memiliki arti semrawut, ruwet, sesuatu yang tidak berjalan dengan tertib. Situasi semacam inilah yang kami alami pada hari Minggu, 12 April lalu. Saat itu bertepatan dengan hari raya Paskah. Dan seperti biasa, pada Minggu itu, misa yang kedua pukul 08.30, adalah Misa Paskah Keluarga. Acara liturgi dari tahun ke tahun memang tidak banyak mengalami perubahan, hanya ada sedikit modifikasi di sana-sini. Sedang untuk non liturgi, tahun ini, kami merencanakan akan mengadakan ’Egg Adventure’. Sebuah petualangan mencari telur-telur paskah. Namun, mencari tidak hanya sekedar untuk ’banyak-banyakkan’ telur yang bisa didapatkan, tetapi yang lebih penting adalah melaksanakan tugas yang diberikan oleh panitia.
Dan ketika misa belum benar-benar berakhir (karena berkat penutup belum diberikan), sudah banyak anak dan para orangtua yang bergerombol di depan pintu sebelah pos satpam. Pintu di situ dan beberapa pintu lain termasuk pintu samping gereja memang sengaja kami tutup demi ketertiban dan kelancaran pelaksanaan acara. Namun ternyata rencana hanya tinggal rencana. Ketika beberapa dari kami masih sibuk mengatur anak-anak yang masuk dari pintu di sebelah pos satpam, tiba-tiba, ada orang yang telah membuka pintu samping gereja. Dari sini kekisruhan itu berawal. Para orang tua dan anak-anak yang keluar dari pintu tersebut, segera menghambur, beramai-ramai dan saling berebut untuk mencari telur-telur paskah. Mereka tidak lagi peduli, ketika mulai memporak-porandakan taman dan dekorasi yang dibuat oleh panitia. Ketika situasi semakin kacau, beberapa dari kami berusaha menenangkan mereka. Mengajak mereka untuk mau tertib dan mematuhi aturan yang sudah kami buat. Namun semuanya sudah terlambat. Berbagai upaya yang kami lakukan menemui kegagalan. Bahkan ada beberapa orang tua yang mulai marah-marah. Akhirnya, untuk meredakan situasi yang semakin tidak terkendali, kami mulai membagikan bingkisan paskah.
Sungguh, hari yang sangat mengecewakan bagi kami. Apa yang sudah kami rencanakan selama berhari-hari ternyata ’gatot’ alias gagal total. Hari raya Paskah yang seharusnya dirayakan dengan penuh sukacita dan kegembiraan ternyata telah berubah menjadi arena untuk saling berebut dan unjuk kemarahan. Lalu, apa artinya kebangkitan Yesus? Hanya sekedar ritual di dalam gereja! Trus, kalau sudah berada di luar, semuanya kembali boleh bertindak sekehendak hati, sebebas-bebasnya!
Mungkin ada benarnya evaluasi yang diberikan oleh seorang rekan kami, bahwa tindakan yang dilakukan oleh para orangtua pada acara tersebut adalah tindakan yang cenderung bisa dikatakan wajar. Mereka takut jika harus membiarkan (sendiri) anak-anaknya ikut serta bergabung, beramai-ramai dan saling berebut dan mencari telur paskah. ”Bagaimana nanti jika anakku terinjak-injak? Bagaimana nanti kalau anakku hilang? Bagaimana nanti...” Di sisi lain harus kita akui juga, bahwa memang dari pihak panitia sendiri masih kurang koordinasi dan cenderung kurang siap mengantisipasi apa yang terjadi.
Yah, yang harus terjadi memang sudah terjadi. Dan yang sudah terjadi tidak akan dapat kita rubah lagi. Yang paling penting, kita bisa memetik pelajaran berharga dari kejadian tersebut. Pelajaran yang akan menjadi bekal untuk kegiatan kita selanjutnya. Tetap semangat teman-teman! Apa yang terjadi kemarin hanyalah ’kerikil kecil’ dalam pelayanan kita. Tetaplah satukan tekad dan semangat untuk melayani di dalam Tuhan. Berkat Tuhan melimpah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
makanya.. nggak usah pakai telur-teluran segala,
ayo pelajari lagi, darimana budaya "telur" itu muncul..
yang jelas BUKAN budaya Paskah...
Saya terus terang prihatin..
sejak anak-anak sudah 'dibudayakan' dengan telur paskah yang sebenarnya nggak ada hubungannya dengan Paskah yang diajarkan oleh Kitab Suci dan Tuhan Yesus (Yeshua).
Kapan itu anak saya di SD juga diminta bawa telur untuk dihias.. mau protes sama sekolah, nanti dianggap kurang kerjaan, tapi itu semua MENYESATKAN anak-anak...
Paskah BUKAN identik dengan telur, melainkan DARAH dan DAGING, kematian dan kebangkitan Yeshua.
Atau Paskah Istimewa... plus telur..
Posting Komentar