Minggu, 05 April 2009

Milih Siapa Ya...?


Beberapa ratus meter dari rumah, ada sebuah baliho berukuran besar yang menarik perhatianku. Pada Baliho itu tertulis: “Pesan Moral Untuk Masyarakat Pemilih, Jangan Pernah Memilih Calon Legislatif yang Suka Korupsi (gambarnya tikus pake dasi), Dungu/Bodoh (gambar kambing), Rakus (gambar kera), Suka Tidur (gambar ular lagi tidur), Suka Obral Janji (gambar burung beo lagi di depan mic), Suka Selingkuh (gambar kelinci dengan hidung kemerahan), Pemabok (gambar botol minuman) dan Tukang Judi (gambar Joker).

Pertama kali melihatnya,… jujur… hati ini pengen ketawa… ketawa terutama karena melihat gambar-gambar yang menjadi latar belakang tulisan-tulisan tersebut. Kedua kalinya, aku jadi mulai serius membaca tulisan-tulisan tersebut dan mulai memikirkannya. Apa ada ya… para caleg yang memenuhi semua syarat-syarat tersebut? Temen saya pernah berujar, “Enggak mungkin lah… mereka semua itu sama saja… hanya mikirin kepentingannya sendiri… hanya mikirin uang dan jabatan. Pas kampanye aja bikin janji-janji yang muluk-muluk, harapannya biar bisa membuat para calon pemilih pada kepincut. Nah, giliran udah jadi… bisa dipastikan mereka melupakan apa yang pernah dikatakannya. Jadi, semuanya hanya omong kosong!!!” Seorang temanku yang lain menyahut, “Tapi pak, mestinya di antara mereka itu masih ada orang yang baek… ?”. “Baek? Mimpi kaleee yeee…” tukas temen saya yang sebelumnya sambil tertawa sinis.

Mungkin, pesimisme temen saya itu bisa bisa dimaklumi. Karena dari beberapa kali pemilihan umum yang pernah diadakan di negeri tercinta ini, selalu saja hal itu terbukti. Mereka yang semula gembar-gembor mau memperhatikan nasib rakyat… eh… setelah dapet kursi yang empuk jadi lupa diri. Mereka malah sibuk saling berlomba-lomba mengeruk kekayaan negara untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Lalu, apa gunanya pesan moral itu ya…? Kalo berpikir negatif, mungkin pesan itu hanya untuk ‘pantes-pantes’. Sekedar memenuhi kewajiban. Hanya untuk hiasan biar lebih heboh… Tapi dari sudut sebaliknya… kita jadi diingatkan kembali untuk memenuhi harapan dari pesan moral tersebut. Memilih caleg yang bener-benar baek. Baek… nggak hanya kalo pas lagi kampanye aja… tetapi sungguh-sungguh baek ketika sudah jadi wakil rakyat yang duduk di kursi empuk.

Lha, terus kita harus milih siapa? Ya… itu terserah kita. Mana yang kita anggap paling baek yang harus kita pilih dan mana yang jelek yang harus kita buang. Kalo emang nggak ada yang baek ya… kata orang-orang pinter… kita pilih aja yang terbaik dari beberapa yang buruk… Kalo toh kemudian kita enggak mau milih… itu adalah keputusan yang juga harus dihargai… karena walau bagaimana pun enggak milih itu juga adalah suatu pilihan.

Nah, setelah kita memilih para caleg kita. Langkah selanjutnya adalah terus pantau, pantau dan pantau… orang-orang pilihan kita tersebut. Kalau mereka mulai ‘ajar-ajar’ nyeleweng dan mulai melupakan janji-janjinya, kita harus berani mengingatkan baik lisan maupun tertulis… kalau perlu pake demo besar-besaran… Kalau masih tetep nggak mempan… berarti bener kata teman saya tadi… SEMUANYA HANYA OMONG KOSONG

Tidak ada komentar: