Sabtu, 16 Mei 2009

Kena 'Belek'

Sudah hampir satu minggu ini, aku mengalami gangguan penglihatan. Mataku terasa kabur seperti ada selaput tipis yang menghalangi pandanganku. Apalagi saat berada di depan komputer, baru beberapa menit saja kepalaku jadi pusing.

Awalnya karena ’belek’ dengan ciri-ciri mata memerah, kelopak mata dan kantung mata membesar yang menyebabkan mata jadi sipit dan hampir-hampir sulit untuk melihat serta keluarnya banyak kotoran di sekitar mata. Penyakit ini bersumber dari keponakanku. Entah mimpi apa, keponakan yang sudah lama tidak berkunjung ke rumah, eh... gilirannya diajak ’dolan’ malah bawa penyakit. Walah...

Dan minggu itu, setelah keponakanku diantar pulang ke rumahnya, mataku sebelah kanan terasa ’ngganjel’. ”Wah... aku ’sukses’ ketularan nih...,” jerit batinku. Lalu oleh istriku, aku diberi bawang merah yang sudah dipotong. Bawang merah itu kemudian ditusuk-tusuk pake lidi bagian dalamnya dan setelah itu dioles-oleskan ke mata hingga keluar airnya. Rasanya amat perih, apalagi saat air bawang merah itu masuk ke mata. Tapi karena ini adalah upaya pencegahan agar penyakit itu tidak meluas, aku terpaksa mau melakukannya.

Rupanya, semuanya sudah terlambat. Olesan bawang merah tidak memberi hasil. Mataku malah semakin merah dan bengkak. Akhirnya karena tidak mau mengambil resiko, aku dan istriku segera ke apotik untuk membeli obat mata khusus untuk ’belek’.

Selama dua hari, aku tidak masuk kerja dan hanya terkapar di rumah berkat ’belek’. Mau nonton tv... susah, mau ngetik di depan komputer... pusing. Tapi karena pingin nulis, kadang aku maksain diri walau malah bikin mata ini semakin memerah plus pusing yang tambah mengigit. Dan asal tau saja... penyakitku ternyata sukses juga nulari istri dan seisi rumah...

Akhirnya walau belum sembuh benar, pada hari ketiga aku maksain diri masuk kerja. Ternyata libur dua hari membuat pekerjaan di kantor jadi menumpuk. Satu hal yang membuat aku sedikit ’keki’, ’bos’ di kantor enggan berlama-lama menatapku kala kuajak bicara... kesannya malah membuang wajah... katanya sih biar enggak ketularan... waduh...

Hari ini, mataku sudah tidak lagi memerah dan bengkaknya juga sudah menghilang. Namun karena masih kabur, kadang aku harus sering membasuh muka agar pandanganku dapat kembali seperti semula (walau hal ini hanya sementara saja). Satu hal yang semakin kupahami, betapa berharganya kedua mata ini.

Tuhan, aku bersyukur atas kedua mata ini...
atas pemeliharaanmu sehingga aku dapat melihat
betapa Mahakuasanya Engkau...

4 komentar:

edylaw mengatakan...

wah mas kayaknya itu juga ada pengaruh sama radiasi monotor ya???

Sebaiknya jangan makan putih telor dulu dah biar matanya gak tambah sakit

Uke Poet mengatakan...

waduh... emang gak enak sakit mata yah Pak. Kl dah begini baru deh rasanya kita bisa menghargai indera kita. Thc dah mampir. Sering2 yah Pak

ranny mengatakan...

waduh emang penyakit itu emang cepet banget menularnya..pake salep yang khusus wat mata aduh lupa aku namanya..kalo ga kata orang doloe doloe tetesin air susu ibu tar ilang

Anonim mengatakan...

wah tulisannya sangat menyentuh...jangan lupa kunjungi juga www.maestro-bisnis.blokspot.com