Selasa, 28 September 2010

Jika Bisa...

Sudah beberapa hari ini, aku merasa berbeda ketika melewati jalan itu. Arus kendaraan yang biasanya lancar-lancar saja kini menjadi sedikit tersendat dan agak semrawut. Selidik punya selidik, ternyata ada bagian jalan yang rusak dan berlobang. Dan untuk menghindari kecelakaan, dipasanglah papan-papan peringatan untuk menutupi bagian jalan yang rusak tersebut. Akibatnya, jalan semakin sempit sedangkan arus kendaraan tetap dan cenderung bertambah.

Mengapa jalan itu tidak segera diperbaiki? Mengapa ketika jalan itu rusak dan berlobang, tidak ada lagi polisi yang (mau) berjaga di pos polisi, di ujung jalan itu?

Ah… sepertinya aku harus menyetujui apa yang pernah dikatakan oleh teman sekantorku beberapa waktu lalu: “Jika bisa diperlama, mengapa harus dipercepat? Jika bisa bisa diabaikan mengapa harus diperhatikan? Jika bisa dipersulit, mengapa harus dipermudah?”

Ckckckckckck… ternyata, memang inilah budaya yang terjadi di negeri ini.

6 komentar:

non inge mengatakan...

slogan yang cukup aneh tapi selalu terjadi dinegeri ini >.<
terlebih yang menyangkut hajad hidup orang banyak >.<

Winny Widyawati mengatakan...

Waah mungkin selama ini memeang slogan2 itu yg dipake, pantesan spt ini ya hehehe

catatan kecilku mengatakan...

Jadi inget iklan rokok mas... hehehe

the others... mengatakan...

Hemmm..., itulah negeri kita tercinta. Masih membutuhkan banyak sentuhan agar dapat memperbaiki diri menjadi lebih baik.

eka mengatakan...

maka marilah kita memulai dari diri kita sendiri utk memperbaiki semua itu....hehehehe....jadi slogannya bisa berubah menjadi, jika bisa dipercepat kenapa harus diperlambat?

Seiri Hanako mengatakan...

oh indonesiaku...

hello
maaf baru bisa walking ke sini..
salam skses..