Senin, 17 November 2008

Peduli

Apakah kita peduli pada rambut yang mulai panjang, yang sudah tiba waktunya bagi kita untuk pergi ke tukang cukur? Pada perut kita yang keroncongan di tengah kesibukan yang begitu padat? Apakah kita peduli pada mata yang sudah lelah akibat lama begadang?

Apakah kita peduli pada istri yang mengajak kita untuk berbicara? Peduli dengan omelan istri saat sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya? Apakah kita peduli pada bayi kecil kita yang menangis karena lapar dan mengompol? Peduli dengan ayah-ibu yang beranjak tua dan mulai sakit-sakitan?

Apakah kita peduli pada kamar tidur kita yang berantakan? Pada tumpukan pakaian di pojok kamar yang menunggu untuk dilipat dan disetrika? Pada pakaian yang mulai sobek? Pada tumpukan piring cucian di sudut dapur? Pada sepatu yang mulai berdebu? Peduli pada halaman rumah yang kotor? Pada got depan rumah yang mulai mampet? Pada sampah yang dibuang tidak pada tempatnya?

Apakah kita masih suka menerobos lampu lalu lintas di perempatan jalan saat warnanya masih merah? Pedulikah kita dengan anak-anak kecil di pinggir jalan yang asyik mengamen dan meminta-minta di saat teman-temannya yang lain bersekolah? Apakah kita peduli dengan situasi masyarakat di sekitar kita? Pada tetangga yang butuh bantuan?

Jika kita seorang perokok, apakah kita peduli dengan asap rokok yang mengganggu orang lain yang ada di sekeliling kita? Peduli bahwa dengan tindakan kita sudah merugikan kesehatan orang lain?

Jika kita seorang pedagang, apakah kita peduli dengan apa yang sudah kita jual? Dengan kualitasnya? Dengan harganya?

Jika kita seorang pemimpin, apakah kita peduli dengan rakyat yang kita pimpin? Dengan kebijakan-kebijakan yang kita ambil? Dengan janji-janji yang pernah diucapkan dahulu? Apakah kita peduli dengan kesejahteraan rakyat?

Dan, mengapa kita peduli semua itu?

Karena kita adalah makhluk Tuhan yang sudah dikaruniai akal dan budi. Karena Tuhan tidak hanya menciptakan AKU, KAMU atau KITA. Karena Ia telah menciptakan dunia seisinya secara lengkap dan sempurna.

Oleh karena itu kita harus peduli. Karena dengan peduli berarti kita sudah menghargai hidup. Dengan peduli kita belajar bersosialisasi dan bertoleransi. Dengan peduli membuat hidup menjadi damai, tenteram dan mutu hidup semakin berkembang. Dengan peduli berarti kita sudah bersyukur pada Tuhan. Bersyukur karena Ia pun sudah peduli pada kehidupan dan kebutuhan kita. Bersyukur atas segala kebaikan yang sudah diberikanNya untuk kita.

Nah, marilah kita peduli!!!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Belajar peduli adalah hal yang berat pak... dan itu yang gw alami...

salam kenal pak...