Kamis, 08 Oktober 2009

"KIRMAH"

Ini bukan nama sejenis makanan atau minuman yang biasa dijual di pasar-pasar swalayan. Juga bukan nama buah yang dipakai sebagai teman saat berbuka puasa. KIRMAH hanyalah singkatan dari dua kata yaitu: MIKIR RUMAH.

Apa ada yang aneh dengan kedua kata ini? Oke, biar semakin jelas, kita simak dulu cerita di bawah ini;

Kemarin, gerejaku merayakan Hari Ulang Tahunnya yang ke-81. Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam rangka HUT diadakan Misa Syukur dilanjutkan dengan Pesta Umat. Berbeda dari tahun sebelumnya, konsumsi untuk pesta umat kali ini berasal dari partisipasi lingkungan serta beberapa tumpeng dari wilayah yang menjadi peserta lomba tumpeng yang digelar bersamaan dengan berlangsungnya misa.

Kata orang; pengalaman selalu menjadi guru yang terbaik. Namun kadang pengalaman menjadi kurang berarti jika hal ini sudah menyangkut banyak orang dan urusan perut. Seperti juga yang terjadi pada Pesta Umat kali ini. Begitu misa selesai, umat segera berbondong-bondong menyerbu konsumsi yang sudah dipersiapkan oleh panitia. Mereka seakan-akan adu cepat satu sama lain meski harus saling berdesak-desakan.

Satu hal yang membuat kami heran, beberapa orang yang sudah menghabiskan konsumsi, masih mengambil lagi konsumsi yang lain. Bahkan ada juga yang mengambil lebih dari satu dan setelah itu mereka langsung pulang. Saat ditanya mereka hanya menjawab, “Ini buat anakku yang di rumah…” “Ini tadi tetanggaku yang nitip… dia nggak bisa datang…” Nah lho??? Ternyata mereka itu KIRMAH… mengambil beberapa karena memikirkan orang-orang di rumah…

Apakah KIRMAH itu salah? Mungkin bagi orang yang bersangkutan akan menjawab tidak apalagi kalau konsumsi yang dipersiapkan memang ada yang tersisa. Namun jika yang sudah dipersiapkan sesuai dengan perkiraan jumlah orang yang datang, KIRMAH menjadi hal yang tidak benar. Ia akan melahirkan sebuah keegoisan. Yang penting aku dapat (apalagi kalau bisa dapat lebih dari satu), persetan dengan orang lain! Salahnya sendiri enggak mau berebut… kalau nggak dapat ya… syukurin!!!

Barangkali bagi sebagian orang, KIRMAH memang sesuatu yang wajar dan sudah menjadi kebiasaan. Tetapi apabila kebiasaan ini membuat orang menjadi egois maka perlu dibuang jauh-jauh. Sebab kita tidak hanya hidup sendiri. Orang lain juga memiliki hak yang sama seperti kita.

8 komentar:

Yunna mengatakan...

Hihihi... singkatannya lucu...
ga ada salahnya tuh mikir rumah, artinya kan sayang keluarga...

Mr. X mengatakan...

Kalau gak KirMah namanya gak tanggung jawab...
kalau aku sedang pergi bukan KirMah, Tapi KirMas = Mikir Mas Gun.

Blog Bisnisku mengatakan...

kirain nama pembantu sebelah rumah mas gun taunya mikirin rumah tochhh

TRIMATRA mengatakan...

owhh, kirain kirmah tuh mikirin rumah kontrakan, mikir mau beli rumah atu mikir mau buat rumah baru yang ada kolam renangnya? jebule...

a-chen mengatakan...

KIRMAH wajar kok, selama diniati untuk ibadah ya nggak papa, malah dianjurkan...

buwel mengatakan...

semoga rumahnya udah jadi mas...hehehehe

Seri mengatakan...

aneh juga singkatannya sob. mudah-mudahan bisa selesai dengan cepat.

haqeem mengatakan...

ha...haaa... sungguh aneh sekali