Dua orang bersahabat, namanya Tino dan Kasno. Mereka tinggal satu kampung tetapi beda RT. Banyak orang yang menjuluki mereka ‘pasangan serasi’ karena dimana Tino ada di situ pasti Kasno juga ada, pun sebaliknya. Persahabatan mereka sudah terjalin saat mereka duduk di bangku SD hingga kini, saat mereka sudah sama-sama kelas II SMA.
Namun, takdir harus membuat mereka berpisah. Tino akan melanjutkan sekolahnya di kota besar. Orangtua Tino berharap anaknya bisa memiliki pendidikan tinggi, sukses dan berhasil dalam kehidupannya. Dan rasa-rasanya, hal itu tidak mungkin dapat diraih jika Tino masih tinggal di kampung.
Beberapa puluh tahun berlalu. Tino sudah menjadi pejabat tinggi di sebuah BUMN terkenal sedangkan Kasno hidup pas-pasan dan tinggal di sebuah rumah mungil di pinggir kota bersama dengan anak istrinya.
Takdir rupanya kembali mempertemukan mereka. Sayangnya kali ini jauh dari suasana yang membahagiakan. Tino bersama dengan koleganya berencana akan membangun sebuah pabrik, dan untuk itu harus dilakukan penggusuran terhadap beberapa rumah di pinggir kota. Salah satunya rumah milik Kasno. Mereka menganggap bahwa rumah-rumah itu adalah rumah-rumah liar yang berdiri di atas lahan milik pemerintah. Tentu saja rencana ini mendapat tantangan yang sangat keras dari para pemilik rumah.
Tidak ada yang mau mengalah. Semua menganggap dirinya benar sementara pihak lain adalah pihak yang patut dipersalahkan (dikalahkan). Akhirnya, dengan kekuasaan dan limpahan uang yang dimiliki, Tino memaksakan kehendaknya. Ia bersama dengan aparat dengan beberapa alat-alat berat menggusur rumah-rumah itu. Jerit tangis menghiba, sumpah-serapah dan caci-maki yang terus keluar dari mulut-mulut yang kecewa tak lagi dihiraukan. Juga persahabatannya dulu dengan Kasno. Semuanya musnah, hancur tak bersisa.
Kisah di atas hanyalah sekedar ilustrasi. Salah satu fragmen yang menjelaskan sebuah perubahan yang terjadi pada manusia. Mengapa berubah? Apakah karena keadaan, materi berlimpah, kekuasaan yang tiada batas serta nilai-nilai yang tak lagi dianut karena sudah dianggap kedaluarsa?
Pada dasarnya, apa yang ada di dunia ini selalu mengalami perubahan sebab perubahan itu kekal adanya. Perubahan menandakan bahwa sesuatu itu (apapun wujudnya) hidup dan selalu berkembang.
Hal yang kemudian patut direnungkan; perubahan itu akan membawa kita kemana? Ke arah yang positif, yang akan membuat hidup lebih baik atau justru ke arah sebaliknya. Pada hal-hal yang akan membuat kita sengsara, yang merubah kita menjadi manusia yang tak lagi memiliki nurani. Kalau memang yang terjadi adalah demikian, lalu apa artinya? Mengapa mesti berubah?
Ah, pada akhirnya, kita pasti akan sepakat bahwa seorang penjahat yang berubah menjadi orang baik akan lebih berarti dibandingkan seorang alim yang merubah diri menjadi pribadi yang bengis dan jahat.
5 komentar:
mantabbb ceritanya bos, untuk kita renungkan..:)
life is changing
people change, too
for the better, we hope.
Btw, tulisan yg di Sabda itu khusus untuk di sana. Ndak akan saya posting di blog pribadi, mas.
Yang kita harapkan tentunya perubahan-perubahan yang menuju ke kebaikan.......
Nice thread.. kehidup memang selalu mengalami perubahan, dan kita harus selalu bisa menyesuaikan diri untuk tetap bertahan hidup. Namun tidak semua orang mengalami perubahan hati, diantara sekian banyak org masih ada kok yg mempunyai ketetapan hati untuk tidak berubah.. Ini ada kisahnya juga.. tunggu aja ntar di postinganku.. :D
ya, people change. semua orang pasti berubah. tapi harusnya perubahan itu membuat kebaikan..bukan malah kemunduran (jadi lebih jahat)
Posting Komentar