Senin, 19 Oktober 2009

Mengapa?

Tuan,
kami tak mampu lagi berkata-kata
ketika melihatmu saling berbagi kekuasaan
janji yang pernah kau ucap
untuk membuat kami sejahtera
ternyata hanyalah janji manis
yang tak pernah terbukti

Tuan,
di saat kami lelah
memikirkan beban hidup yang tak kunjung terurai
soal pangan, sandang, papan,
juga kesempatan kerja yang tak pernah ada
Engkau malah bercanda ria
sebab wewenang dan kekayaan yang berlimpah

mengapa Tuan?

4 komentar:

arkasala mengatakan...

disaat gempa menimpa, mereka lupa memberikan doa disela-sela seremonial. Bukankah anda wakil kami tuan2?
Trims Mas Goen, terharu saya bacanya.
Maaf baru mampir lagi, semenjak migrasi ke WP saya kehilangan banyak jejak. Trims atas maklumnya. Salam :)

Seri Bahasa mengatakan...

mungkin itu adat dunia, yang kaya lupa pada yang miskin, yang senang lupa pada yang susah. dan kita bila sudah bekemampuan ingatlah kepada saudara2 kita yang senasib dulu.

Blogger Pordjo mengatakan...

bener sekali mas
saya suka cerita mas
terharu saya membacanya mas :(

program mengatakan...

kan udah tradisi, jadi ya bingung ngubahnya