Kamis, 01 Januari 2009

Lawang Sewu


Pagi ini sehabis mengikuti misa pagi di gereja Katedral, aku bergegas mengayunkan langkah menuju ke Lawang Sewu. Tujuanku hanya satu, ingin mengambil sebanyak mungkin foto tentang gedung tua bersejarah itu. Sebab selama ini, meskipun tempat tinggalku tidak jauh dari tempat itu, aku belum pernah sekalipun menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Lawang Sewu.

Sesampai di depan Lawang Sewu, kulihat pintu pagar tertutup rapat. Namun hal ini tidak menyurutkan niatku untuk mengambil gambar. Segera saja aku mengambil kamera digital yang sudah kupersiapkan dari rumah. Dan kemudian, jepret sana.. jepret sini. Berulangkali tanpa mengenal lelah. Mumpung ada niat dan waktu, begitu jerit batinku.

Memandangi Lawang Sewu rasanya aku ingin menangis. Bagaimana tidak? Gedung tua yang bersejarah itu, yang menjadi saksi perjuangan pemuda-pemudi Semarang saat melawan tentara Jepang, kini hanyalah bangunan tua yang kotor dan penuh lumut dengan cat yang sudah mengelupas di sana-sini. Beberapa bagiannya tampak tinggal menunggu waktu untuk roboh. Sungguh keadaan yang sangat mengenaskan.

Apakah sudah tidak ada lagi yang peduli dengan gedung tua ini? Bagaimana dengan para penyelenggara pameran yang beberapa kali mengadakan pameran di tempat ini? Apakah mereka juga peduli dengan Lawang Sewu? Atau jangan-jangan mereka hanya peduli dengan pameran yang berlangsung sukses karena orang-orang banyak berdatangan? Bila pameran sudah berakhir maka berakhir juga semuanya. Bagaimana juga dengan pemerintah dan rakyat (termasuk aku) di kota ini?

Maka, marilah kita bersama-sama memperhatikan Lawang Sewu. Mulai ada tindakan untuk merawat, memperbaiki dan melestarikannya. Karena jika kita hanya menunggu dan menunggu tanpa mau berbuat, berbuat tetapi tidak sepenuh hati, atau juga berbuat karena ada maunya, kitalah yang akan menanggung akibatnya. Mungkin kita hanya bisa berkata, “Lho, gedungnya kok sudah tidak ada?” saat Lawang Sewu benar-benar roboh dan hanya menyisakan puing-puing yang berserakan tidak berguna. Sungguh malang!

Tidak ada komentar: