Selasa, 17 Maret 2009

Gagal dan Kalah

Aku adalah penggemar berat Manchester United (MU). Setiap kali klub kesayanganku ini main dan kebetulan tayang di televisi, pasti aku bela-belain untuk nonton walau itu dinihari sekalipun. Aku selalu kagum dengan aksi Cristiano Ronaldo yang begitu lincah, dengan driblle menawan, meliuk-liuk mengelabui bek-bek lawan untuk kemudian menceploskan si kulit bundar ke gawang lawan atau memberi umpan kepada si Wayne atau si Carlos agar menembak bola. Wuih… pokoknya dahsyat, bo…!

Saat MU bisa mengalahkan lawan-lawannya, hati ini jadi seneng banget. Bangga karena ternyata kecintaanku enggak salah. Harapanku… dengan kemenangan-kemenangan yang diraihnya, MU bisa mendapatkan banyak tropi. Tapi ternyata harapan ini enggak selalu dapat terwujud. Kemenangan selalu bersanding dengan kekalahan. Pun juga dengan kegembiraan dan kesedihan. Batasnya teramat tipis.

Dan Sabtu kemaren, MU kalah dari Liverpool yang notabene adalah rival bebuyutannya. Nggak tanggung-tanggung, gawang si Edwin kemasukan 4 gol dan Ronaldo hanya bisa membalas dengan sebiji gol, itupun dari titik pinalti. Andai saja MU enggak kalah dan bisa menang melawan Liverpool pasti selisih angka di antara mereka jadi melebar dan MU akan bisa segera memastikan gelar juara Liga Inggris. Andai saja… Ah, kenapa mesti berandai-andai. Kekalahan toh tetep mesti diterima dengan lapang dada dan harus disikapi dengan bijak.

Pun dengan hidup. Kadang setelah begitu banyak keberhasilan yang kita raih, suatu saat kita terjerembab. Kita gagal, jatuh dan kalah. Reaksi pertama kita jadi sedih dan teramat kecewa. Ini adalah hal yang wajar. Yang kemudian jadi enggak wajar bila kita terus meratapi kegagalan tersebut. Bukankah dengan kegagalan membuat kita menjadi rendah hati. Bukankah dengan kegagalan, kita diingatkan untuk tidak sombong dan jumawa dengan segala keberhasilan kita. Dan satu hal lagi, kegagalan akan membuat kita mampu merefleksi diri untuk kemudian mengambil langkah-langkah terbaik guna meraih keberhasilan selanjutnya. Kuncinya tetep, jangan sombong dan selalu rendah hati. Maka berterimakasihlah pada kegagalan. Pada kekalahan.

Tidak ada komentar: