Ungkapan ini sering aku temui ketika membaca cerita-cerita dalam dunia persilatan. Sebuah ungkapan yang muncul ketika ada seorang pendekar yang begitu jumawa karena merasa mempunyai ilmu yang tinggi dan telah berhasil mengalahkan lawan-lawannya. Ia kemudian menjadi sombong dan takabur serta meremehkan orang-orang yang berani beradu ilmu dengan dirinya. Ketika mendapati pendekar yang nyata-nyata lebih tangguh, ia kena batunya.
Di lingkunganku, aku mempunyai seorang teman yang pandai menyanyi. Suaranya begitu merdu dan sungguh enak untuk didengarkan. Karena suaranya itu ia sering dijadikan solis ketika lingkungan kami bertugas di gereja. Ketika diadakan lomba menyanyi tingkat paroki yang diikuti oleh beberapa lingkungan, teman saya ini tidak berhasil menjadi juara karena ternyata ada orang lain (dari lingkungan lain) yang suaranya lebih bagus dan lebih merdu. Seorang teman lain yang pandai dalam editing video pernah memamerkan hasil karyanya kepadaku. Menurutku, hasil karyanya sudah cukup bagus. Namun ketika berkumpul dengan rekan-rekan dari paroki lain dalam suatu kegiatan pemutaran film, penilaianku jadi berubah. Ternyata masih ada orang lain (lagi) yang hasil editannya lebih bagus dan lebih menarik… Aku sendiri pernah mengalami situasi yang sama. Saat baru beberapa bulan kenal dengan blog dan udah bikin beberapa di antaranya (sebelum gabung dengan Sabda Space), aku merasa berbangga hati karena udah bisa bikin blog yang menurutku cukup menarik… tapi pas udah selancar di internet … wuih… ternyata apa yang aku bikin itu belum ada apa-apanya… masih sederhana banget. Di luaran sana masih banyak blog yang lebih keren dan lebih menarik (format maupun isinya) daripada blogku.
Di atas langit masih ada langit. Ungkapan ini memang ‘kudu’ kita jadikan pegangan. Ungkapan yang akan bikin kita jadi ‘ati-ati’ dan mawas diri. Ungkapan yang ‘cegah’ kita untuk jadi orang yang sombong, takabur, trus ujung-ujungnya menyepelekan orang lain (memandang rendah orang lain). Ungkapan yang juga mengingatkan kita untuk selalu bersyukur, bahwa apa yang kita miliki sekarang (materi, talenta, kepandaian dll) adalah anugerah (pemberian) Tuhan yang harus kita pergunakan sebaik-baiknya untuk kebahagiaan diri juga terutama untuk kesejahteraan sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar