Suatu saat, ada seorang teman yang menceritakan pengalamannya ketika bertemu dengan setan kepadaku. Saat itu, ia sedang dalam perjalanan pulang menuju ke rumahnya di sebuah gang sempit, pada suatu malam yang telah larut. Suasana begitu sepi dan tidak ada seorang pun yang kelihatan di jalanan. Pada suatu kelokan yang gelap, ia melihat sesosok bayangan putih yang sedang duduk di bawah sebatang pohon. Ia kaget dan mengerjap-ngerjapkan mata agar bisa melihat dengan lebih jelas. Bayangan putih itu masih ada di sana. Sejenak dirasakannya bulu kuduk yang tegak berdiri dan tubuh gemetaran. Tanpa pikir panjang, ia segera angkat kaki sekencang-kencangnya meninggalkan tempat itu.
Pengalaman seperti ini mungkin juga pernah kita alami. Bertemu dengan pocong, genderuwo, kuntil anak, sundel bolong dan entah apalagi namanya. Kita kemudian menjadi takut, gemetaran, endak tau apa yang harus diperbuat atau malah lari terbirit-birit seperti teman saya itu. Dan rasa-rasanya hal ini adalah sesuatu yang wajar dan bisa dimengerti.
Setan itu memang ada. Dan ia sudah ada semenjak manusia pertama diciptakan. Setan yang menggoda Hawa untuk mengambil buah kehidupan. Setan yang menyebabkan Adam dan Hawa diusir dari Taman Firdaus. Setan yang membuat manusia tidak menuruti apa yang diperintahkan oleh Tuhan.
Saat ini, setan sudah berwujud seorang manusia. Dan inilah hal yang paling menakutkan. Sebab ia tidak peduli dengan orang lain. Ia selalu mencari keuntungan diri sendiri di atas penderitaan orang lain. Ia egois dan serakah. Ia juga seorang yang sombong dan tinggi hati. Ia selalu ingin dilayani. Ia ingin dipuja-puja dan dianggap yang paling berjasa. Ia pemarah dan tidak pernah mau memaafkan orang lain.
Apakah setan itu aku? Jika memang demikian, segera ambil sebuah cermin, pandangi lalu katakan dengan suara keras… syetaannnn...!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar