Menurut kebiasaan orang Jawa (terutama Jawa Tengah), ketika orang memiliki sesuatu baik rumah, mobil maupun kendaraan hendaknya diadakan selamatan terlebih dahulu (istilahnya: DIBANCAKI). Apabila hal ini tidak dilaksanakan, biasanya sang empunya rumah, mobil atau kendaraan akan mendapatkan suatu cobaan (halangan).
Semula aku tidak begitu percaya dengan kebiasaan ini, namun karena berbagai hal yang aku alami, akhirnya aku harus percaya. Paling tidak hal ini terbukti pada saat aku mempunyai sepeda motor baru beberapa tahun lalu.
Saat itu karena begitu bahagianya mendapatkan mainan baru, aku melupakan kebiasaan tersebut (toh aku juga tidak begitu percaya). Kendaraan baru langsung saja kupakai ke sana kemari baik untuk bekerja, bermain ke rumah teman, ke gereja, mengantar istri dan berbagai kesibukan lain. Namun baru sebulan jalan, aku sudah mengalami kecelakaan. Kendaraan baruku diseruduk mobil dari belakang. Akibat kejadian tersebut, stang kendaraanku jadi bengkok, knalpot lecet dan kaca lampu depan sedikit tergores. Beberapa bulan setelah kejadian ini, aku kembali mengalami kecelakaan. Kali ini bukan salah siapa-siapa tapi akibat kebodohanku sendiri. Ketika itu aku hendak mencucikan kendaraan yang sudah kelihatan begitu kotor. Tempat cuci kendaraan berada di sebuah lereng yang tidak begitu tinggi dengan jalan sedikit mendaki. Karena ragu-ragu (mungkin juga belum terbiasa) aku tidak bisa menguasai kendaraanku ketika naik. Akibat lebih lanjut, aku jatuh ke selokan yang berada di bawah lereng dengan posisi tertindih kendaraan. Ketika berhasil berdiri (dengan bantuan orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian) kulihat kaca spion kendaraanku dua-duanya sudah hancur. Satu bulan kemudian, lagi-lagi kecelakaan menimpaku. Saat itu aku dan istriku dalam perjalanan pulang ke Semarang setelah menengok adik di Ambarawa. Entah bagaimana kejadiannya, tiba-tiba saja kami diserempet bis malam yang berkecepatan tinggi. Untung saja, aku bisa menguasai kendaraan hingga kami tidak terjatuh. Setelah kejadian yang cukup membuat syok ini, aku berusaha hati-hati dengan harapan tidak terjadi kecelakaan lagi. Namun harapan tidak seindah kenyataan. Aku kembali mengalami kecelakaan. Ketika itu aku sedang mengantar istriku berangkat ke kantornya. Baru beberapa meter meninggalkan rumah, kendaraanku diserempet sebuah mobil. Akibat serempetan ini kami terjatuh. Untung saja situasi jalanan saat itu tidak begitu ramai sehingga kami terhindar dari kemungkinan yang lebih buruk. Walau begitu, istriku sempat dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan beberapa jahitan.
Akhirnya, setelah empat peristiwa kecelakaan ini, aku meminta ibu mertuaku membuat selamatan kecil-kecilan. Dan entah ini suatu kebetulan atau tidak, setelah ‘dibancaki’, hingga hari ini aku tidak pernah lagi mengalami kecelakaan.
Ketika merenungkan lebih dalam tentang kebiasaan ini, ternyata memang ada hal positif yang bisa diambil. Bahwa ketika kita mendapatkan suatu rejeki entah itu berupa rumah baru, mobil baru, motor baru dan entah apalagi, yang baru pertama kali kita miliki, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengucapkan syukur. Syukur karena Tuhan sudah memberikan anugerah, memberikan rejeki kepada kita. Dan ketika ucap syukur ini diabaikan, Tuhan masih begitu mencintai kita dengan selalu mengingatkan kita melalui berbagai macam cobaan (halangan) yang kemudian terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar