Rabu, 04 Februari 2009

Kebablasan...

Melihat tayangan televisi kemarin sore, hati ini mendadak terenyuh. Pada tayangan tersebut, terlihat massa yang begitu beringas hendak menyerbu masuk gedung DPRD sementara sang Ketua Dewan yang keluar sidang malah menjadi tahanan massa. Ia diarak, ditarik-tarik (dan mungkin juga dipukuli), terjepit diantara massa yang begitu marah. Karena sudah kepayahan (juga kesakitan) sang Ketua Dewan akhirnya pingsan. Segera ia dilarikan ke rumah sakit terdekat (massa masih sempat-sempatnya melempari kendaraan yang membawa korban ke rumah sakit…) namun akhirnya nyawanya tidak tertolong. Tragis!!!

Setan apakah yang membuat massa begitu beringas. Iblis macam mana yang membuat mereka dengan tanpa dosa memporakporandakan ruangan sidang. Membanting kursi, membalik meja dan memecah semua kaca. Jika semua itu berhasil mereka lakukan, semuanya tertawa gembira. Terbahak-bahak dan bersorak-sorak karena merasa menang. Kejadian apa ini? Apakah mereka sudah menjelma menjadi manusia jaman purba yang tidak berakal. Bukankah mereka itu sebenarnya para mahasiswa dan orang-orang pintar yang berpendidikan tinggi!

Entah mau dibawa kemana bangsa ini jika hal yang demikian masih terus saja terjadi. Sedikit saja timbul perbedaan maunya langsung diselesaikan dengan kekerasan. Ada yang tidak setuju atau tidak disukai, tangan dan kaki langsung bergerak. Tidak hanya di masyarakat bawah tetapi hal demikian juga sering terlihat di kalangan pendidikan bahkan hingga di gedung wakil rakyat. Tidak ada lagi rasa saling menghormati dan menghargai adanya perbedaan. Tidak ada lagi rasa kasih dalam kebersamaan. Semuanya sudah hilang ditikam egoisme dan keinginan menindas sesama.

Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita punya kecenderungan untuk melakukan hal yang sama? Jika memang demikian, baiklah kita mawas diri. Melihat kembali ke dalam hati dan mulai memperbaiki sikap dan perbuatan kita. Sebab apa yang kita lakukan untuk orang lain pada akhirnya akan kembali lagi kepada kita. Apa yang kita tanam itulah yang nanti akan kita petik.

Tidak ada komentar: