Dalam satu hari yang sudah atau tengah kita jalani, berapa banyak kebaikan yang sudah kita berikan untuk orang lain? Satu, dua, tiga, sepuluh, seratus atau malah tidak ada sama sekali. Ketika jemuran di rumah tetangga yang sedang ditinggal pergi jatuh ke tanah, apakah kita mau mengambilnya dan meletakkannya kembali di tempat jemuran? Ketika seorang nenek ada dalam antrean yang panjang, apakah kita tergerak untuk memberikan tempat kita yang lebih baik untuk sang nenek? Ketika penjaga toko swalayan memberikan wadah untuk tempat belanjaan kita, apakah kita segera mengucapkan terima kasih? Ketika bertemu dengan seseorang yang kita kenal di perjalanan, apakah kita mau memberikan senyum dan menyapa dengan tulus? Ketika istri meminta kita untuk menemaninya belanja dan mencari kebutuhan sehari-hari di pasar, apakah kita dengan sukahati menemaninya dan menunggunya dengan sabar? Ketika melihat orang tua hendak menyeberang jalan tetapi mengalami kesulitan karena padatnya arus lalu lintas, apakah kita mau serta merta membantunya menyeberang jalan? Ketika melihat teman sekantor kita sedang mengalami kesusahan, apakah kita mau memberikan penghiburan.
Tuhan saja begitu baik kepada kita dengan secara cuma-cuma memberi nafas untuk seluruh hidup kita, memberi kesehatan hingga kita bisa beraktifitas dan memberi panca indra untuk kebahagiaan kita, mengapa kita merasa berat bila harus memberikan kebaikan untuk orang lain?
1 komentar:
Ya, mungkin karena itu
Posting Komentar