Kepada tuan yang empunya kuasa dan hukum
lihatlah kami
raga kami lemah dihimpit kemiskinan
wajah kami lusuh tertimpa berat kehidupan
dengarkan juga kami
suara kami lenyap bukan karena penyakit
tetapi kami lelah berteriak
kata-kata yang terucap
selalu tertiup angin
dan dibawanya pergi entah kemana
Kepada tuan yang empunya kuasa dan hukum
mengapa engkau tak mau berubah?
mengapa matamu semakin buta?
mengapa telingamu semakin tuli?
mengapa hatimu kau rubah menjadi batu?
Sadarlah tuan,
hidup tidaklah abadi
semua yang kau punya dapat hilang dalam sekejap
dan bila saat itu tiba
engkau pasti akan merana
karena neraka telah menunggumu
di sana
15 komentar:
sebuah puisi sketsa sosial yg mantap. semoga negeri ini lebih baik esok daripada hari ini.
karena neraka telah menunggumu...."sekedar meneguhkan kepastian"
puisi sosial yg keren mas,
aku pengen bgt nulis puisi ttg sosial tapi blm berhasil jg mas :(
Mantap puisinya kawanku!
mantap pusinya "lagi berduka"
Sajak sosial yang menohok. Semoga bangsa ini cepat keluar dari keterpurukannya. Amin...
kalimat terakhir..bikin merinding...
Wah.. tiap hari selalu update posting nih mas.. Rajin banget, ga habis ide yah ? hehehe..
Btw, bagus tuh puisinya, menyentil sejumlah kalangan tertentu..
Knp ga di kirimkan untuk dimuat di surat kabar mas ? bagus kok..
Semoga Tuan membaca curahan hati ini
dan Tuan dapat mengaca diri
bahwa kini saatnya utk kembali
kepada hati nurani.....
Puisi yang mengandung pelajran penting bahwa sesuatu dapat di ambil lagi oleh sang pencipta dengan sekejap...
Puisi ya "Sep" blognya "OK"
berkunjung n kasi senyuman...
mantap. berpeluang besar menyindir orang2 yang bisa 'merasa' mas... oh ya btw linknya udah aku pasang di blog aku.. link balik ya.. makasih^^
Puisi untuk pemerintah ya Mas.. ho oh.. Mantabs bgt!
:)
kerana kuasa merentas segala sempadan. hukum hanya pada mulut, tapi perbuatan bermaharajalela dalam hati.
Posting Komentar