Kejadian ini aku alami kemarin malam. Ceritanya, waktu itu aku mau menjemput istriku di tempat rekan gerejanya yang baru ngadain sembahyangan 7 hari meninggalnya sang ibu. Aku sendiri barusan kelar mengikuti rapat panitia natal di gereja. Saat tengah melaju di atas sepeda motor, tiba-tiba ketika sampai di sebuah perempatan, ada seseorang yang mencegatku, “Mas-mas… bisa numpang?” tanya orang itu yang ternyata seorang ibu paruh baya. Ia tampak membawa sebuah karung, entah apa isinya.
Aku menghentikan sepeda motorku. Dan belum sempat aku menjawab, ibu itu langsung nangkring di atas sepeda motorku. “Mau kemana bu?” tanyaku kemudian. Ibu itu mengatakan letak rumahnya. Waduh… kok kayaknya jauh… padahal beberapa meter lagi aku sudah sampai di tempat istriku berada, ujarku dalam hati. Setelah menimbang-nimbang akhirnya aku memutuskan untuk mengantar ibu itu.
Di tengah perjalanan, aku menyempatkan diri untuk menelpon istriku dan memberitahu apa yang sedang terjadi, karena aku tidak ingin istriku menunggu dengan penuh tanda tanya. Setelah urusan ini beres, aku melanjutkan perjalanan.
Selama perjalanan, ibu itu banyak bercerita tentang dirinya. Tentang keluarganya, juga tentang pekerjaan yang dilakukannya.
Tak terasa, kami sudah sampai di tujuan. Ibu itu segera turun. Sambil mengucap terima kasih, ia menunjukkan jalan yang harus aku ambil agar bisa kembali ke jalan besar tanpa harus memutar lebih jauh.
Tuhan, aku mengucap terima kasih atas peristiwa yang sudah kualami. Aku bersyukur karena Engkau masih memberiku kesempatan untuk berbuat baik. Ampuni aku jika kadang (/sering?) merasa berat, terlalu banyak berpikir, terlalu banyak menimbang dan dipenuhi aneka prasangka, ketika berhadapan dengan orang lain yang membutuhkan pertolongan, apapun itu bentuknya. Semoga pengalaman ini menjadi sebuah pelajaran bagiku agar aku semakin peka, memiliki kerelaan hati, dan ketulusan.
16 komentar:
Wah, Mas Goen hebat deh, bisa mengutamakan orang lain. Acungan jempol buat Mas. Iya, Tuhan memberikan kita pelajaran tanpa jadwal, tanpa bisa diprediksi, kita sendiri yang harus tau kapan masuk kelas - sebelum bel usai pelajaran berbunyi - dan meninggalkan penyesalan karena kita absen.
*duh panjang.
Mampir ke rumah saya mas, ada makanan.. XD
Kalo saya sih mas, mungkin saya tinggalin tuh ibu *digetok*
soalnya saya seringkali ngalamin penipuan. Kayak waktu itu dicegat sama Ibu" kurang waras yang minta duit dg alasan mau pulang ke Bogor. pas saya nggak kasih dia marah" dan beberapa hari berikutnya ibu itu ketemu temen saya, melakukan hal yg sama...hiiiii
Mas Goen.. wah.. bagus sekali.
Kasih sesama manusia...
Mungkin itu masanya membutuhi pertolongan, tunggu pula giliran kita.
Namun, hati2, ada yang akan cuba mengambil kesempatan atas kebaikanmu.
Benar mas..berbuat baik itu sangat di anjurkan...agar kita senantiasa mendapat ke damaian
Pelajaran yang sangat berharga. memang kadang-kadang kita sering bersikap pongah terhadap orang lain dan bersikap cuek terhadap lingkungan sekitar.
Mestinya kita harus saling tolong menolong, selama masih dalam kebaikan.
Btw, Mohon maaf sebelumnya. Saya tidak tau nih mau masukin komentar ini dimana? Boleh tukeran link gak mas?
Linknya mas goentoer telah saya pasang disidebar blog saya. Mohon dikoreksi jika ada kesalahan.
Di link balik ya?
nice postingan mas.... sama.. saya sering merasa seperti mas.. heheheh.. terlalu banyak berpikir untuk menolong..
Nice post mas.. Kita sebagai makhluk sosial harus saling tolong menolong dalm menjalani hidup ini...
Di jaman seperti sekarang ini, pribadi seperti Mas Go3n sudah susah dicari...
Salut buat Mas yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi.
Baik banget mas.. Klo aku mungkin masih berpikir dulu, coz banyak banget sekarang ini modus penipuan yg berkedok minta tolong dengan penampilan yg bahkan sama sekali kita tidak menyangka klo bakal ditipu, jd musti ati2..
niat baik akan mendatangkan hasil yang baik,,
inspirasitif mas goen...
semoga semua maha berkat atas anda salut bisa berbuat seperti tiu mas goen
Berbahagialah, Pak Goen. Mendapatkan Istri yang sekarang. Perempuan lain belum tentu sabar menunggu.
pelajaran yang bagus mas...
sekarang jarang ada orang yang mau mendahulukan kepentingan orang lain...
sesungguhnya kebahagiaan itu adalah membahagiakan orang lain..menolong akan meringankan beban, juga pastilah menanam kebahagiaan. aku juga ingin bhagia seperti itu, indah sangat kurasa..
hebat mas, tapi tetap perlu waspada jg kali ya, salam blogger
Aku jg merasakan mas, melakukan kebaikan dgn tanpa melihat kepentingan diri sendiri itu begitu mudah diucapkan, namun sangat-sangat sulit dilakukan. Biasanya kita akan melakukannya krn kasihan, tapi dalam hati tetap ngedumel. Kita akan pake kata 'terpaksa': "yah...gimana lagi, kasihan ama si A, jadi terpaksa aku..."
Itulah manusia, yg selalu jatuh bangun dalam mengarungi jalan hidupnya ya... Tapi yg penting kurasa bukan berapa kali ia jatuh, tp apakah ketika ia jatuh, ia mau dgn rendah hati berlutut di hadapanNya dan memohon pertolonganNya...
Dan beruntunglah kita karena kita punya Tuhan yg akan selalu menolong kita!
Posting Komentar